Markus Kasus Pailit TPI Terungkap

VIVAnews - Keberadaan makelar kasus atau yang dikenal dengan sebutan ‘Markus’ yang menunggangi kasus pailit TPI kini mulai terungkap. Indikasi adanya peran Markus dalam kasus pemailitan TPI ini, seperti yang dirasakan Direktur Utama TPI Sang Nyoman Suwisma beberapa waktu lalu ternyata bukan hanya isapan jempol belaka.

Berdasarkan siaran pers yang diterima VIVAnews di Jakarta, Senin malam, 23 November 2009, Sang Nyoman Suwisma mengakui sejak awal aroma adanya peran Markus yang menunggangi kasus pemailitan TPI itu sudah dirasakannya pihak manajemen mulai dari putusan pailit oleh Hakim Pengadilan Niaga Jakarta Pusat hingga masalah profesionalisme kurator.

Itulah sebabnya, Senin lalu, 16 November 2009, manajemen melaporkan para hakim ke Komisi Yudisial karena dinilai ada beberapa kejanggalan saat majelis hakim memutus perkara pailit ini.

Salah satunya kejanggalan itu adalah Asian Venture Limited (AVL) yang jelas-jelas tidak lagi memiliki tagihan kepada TPI, tetapi tetap saja diterima oleh majelis hakim di Pengadilan Niaga yang dipimpin oleh Maryana sebagai salah satu kreditor.

Begitu rumitnya masalah utang TPI, tetapi dianggap oleh Majelis Hakim sebagai permasalahan hutang yang sederhana, sehingga masuk dalam ranah Pengadilan Niaga untuk pailit. Hal lain lagi yang aneh adalah terburu-burunya majelis hakim memutuskan di mana pihak pemailit (CCGL) memberikan datanya diakhir-akhir persidangan sementara pihak TPI tidak diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan atas bukti baru yang diberikan.

Selain itu, sebelumnya manajemen pun meminta sekaligus mengajukan permohonan ke hakim pengawas untuk mengganti para kurator yang bertugas saat ini (William Edward Daniel dan Safitri Hariyani) pada 6 November 2009 lalu.

Sayangnya, entah kenapa hingga saat ini, belum ada keputusan ihwal penggantian kurator itu sebab permintaan penggantian kurator merupakan hak debitor. Hal-hal inilah yang disinyalir bahwa ada 'tangan-tangan' yang ‘bermain' dalam kasus pailit ini

Dugaan tentang adanya ‘permainan’ dalam kasus ini semakin terkuak tatkala muncul seseorang yang mengaku bernama Robert Bono. Lelaki yang kabarnya seorang pengusaha batu bara ini bertindak bak seorang makelar kasus - kalau boleh pinjam pernyataan Jaksa Agung Hendarman di Komisi III DPR bahwa istilah Markus diganti menjadi Cakil (calo keliling) yang menyatakan akan langsung ikut membereskan sengketa TPI dan kreditornya. "Orang ini pernah menghubungi saya untuk mengajak bertemu, tapi tidak jadi," kata Sang Nyoman Suwisma.

Siapa sebenarnya Robert Bono? Benarkah ia seorang Markus? Yang jelas, lelaki ini mempunyai hubungan akrab dengan Shadik Wahono. Bahkan, (mungkin) secara tidak sengaja pernyataan ini tercetus dari pengakuan Robert Bono kepada Suwisma saat menelepon hendak janjian mengajak ketemuan. Melalui sambungan ponselnya, jelas Suwisma mengatakan bahwa posisi dia (Robert Bono) berada di belakang Crown Capital Global Limited (CCGL). "Saya di belakang CCGL," tegas Suwisma yang seperti meniru ucapan Robert Bono.      

Namun, ketika dihubungi melalui telepon selulernya (Ponsel), lelaki yang berkantor di bilangan SCBD ini berkilah dan mengaku tidak tahu-menahu ihwal kasus yang melilit TPI. "Mohon maaf, saya tidak mengerti (tentang kasus pailit TPI). Mohon maaf," ujarnya sambil menonaktifkan ponselnya.

Sebenarnya, keberadaan Robert Bono dalam perkara pailit ini pernah ditanyakan pihak manajemen TPI ketika ada rapat pertemuan antara Hakim Pengawas, tim kurator dan Direksi TPI di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat pada Rabu, 4 November lalu. Sungguh aneh, ada seseorang yang tidak memiliki hubungan dengan kasus pailit ini tapi bisa dirasakan mempengaruhnya secara langsung.

antique.putra@vivanews.com

Tak Melulu Konsumsi Pil Vitamin, Ini 5 Buah yang Mengandung Vitamin C Tinggi
Lolly, putri sulung Nikita Mirzani

Tegas! Nikita Mirzani Coret Nama Lolly dari KK, Hak Waris, dan Asuransi: Sudah Gak Peduli!

Lolly sendiri saat ini sudah pulang ke Indonesia setelah tinggal lama di London, Inggris. Nikita Mirzani tahu anaknya itu pulang berdasarkan informasi dari sosial media.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024