Rugi Bencana Alam Setara Krisis Keuangan

Tsunami hantam Jepang
Sumber :
  • AP Photo/NHK TV

VIVAnews - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan kerugian akibat bencana alam di sejumlah negara Asia Pasifik diperkirakan menghabiskan rata-rata 1 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Dalam kasus Indonesia, sejak bencana tsunami Aceh hingga meletusnya Gunung Merapi, total kerugian dan kerusakan akibat bencana alam ditaksir mencapai Rp95,96 triiliun. Sementara itu, anggaran pemerintah untuk penanggulangan bencana hanya Rp4 triliun per tahun.

"Bagi Indonesia, hal tersebut sangat terasa dari dampak bencana. Dampak kerusakan dan kerugian akibat bencana sangat besar," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangan pers yang diterima VIVAnews.com, Kamis, 4 Agustus 2011.

BNPB yang mengutip laporan Global Assessment Report (GAR 2011) menyebutkan kerugian akibat bencana sebesar 1 persen dari PDB setiap tahunnya itu, setara dengan kerugian dari negara-negara yang mengalami krisis keuangan global pada 1980 dan 1990-an.

Padahal, berdasarkan laporan Asia Pacific Disaster Report 2010 yang disusun oleh Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk kawasan Asia dan Pasifik (UN-ESCAP) dan UN-ISDR, disebutkan bahwa kawasan Asia-Pasifik, termasuk di dalamnya Indonesia, menghasilkan seperempat dari PDB dunia.

Namun, ungkap laporan tersebut, dalam 30 tahun terakhir ini, 85 persen dari kematian dan 38 persen kerugian ekonomi global diakibatkan oleh bencana alam yang melanda kawasan ini.

"Potensi gangguan terhadap kehidupan sosial ekonomi selalu ada bagi penduduk yang tinggal di daerah rawan bencana seperti Indonesia. Risiko bencana alam membawa pengaruh negatif terhadap pembangunan, terutama pembangunan ekonomi," kata Sutopo.

Dia menilai, dampak ekonomi dari bencana alam setidaknya sudah pernah dialami Indonesia ketika tsunami Aceh menerjang pada 2004. Saat itu, kerusakan dan kerugian ekonomi akibat bencana ditaksir mencapai Rp39 triliun.

Indonesia juga harus kembali menanggung kerugian ekonomi setelah berbagai bencana melanda wilayah ini. Catatan BNPB menemukan, gempa bumi Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 2006 menyebabkan kerugian dan kerusakan senilai Rp27 triliun, banjir Jakarta pada 2007 (Rp4,8 triliun), gempa bumi Sumatera Barat pada 2009 (Rp21,6 triliun), dan erupsi Merapi pada 2010 di luar dari dampak lahar dingin sebesar Rp3,56 triliun.

"Bandingkan dengan kebutuhan untuk membangun Jembatan Suramadu sekitar Rp4,5 triliun dan kebutuhan JORR tahap II sepanjang 122,6 kilometer senilai Rp5 triliun. Artinya dampak bencana tersebut menurunkan laju pembangunan," kata Sutopo.

Padahal, ujar Sutopo, kemampuan pemerintah mengalokasikan dana cadangan penanggulangan bencana setiap tahun hanya sekitar Rp4 triliun. Terlebih lagi dana tersebut digunakan untuk mengatasi semua bencana besar maupun kecil yang terjadi di seluruh Indonesia.

"Alokasi dana tersebut perlu ditambah, atau dikembangkan suatu mekanisme sistem pendanaan pasca bencana, seperti asuransi bencana yang preminya ditanggung pemerintah," kata dia. (art)

Kubu Anies dan Ganjar Ingin Hadirkan Menteri jadi Saksi di MK, Airlangga Hartarto Beri Jawaban
Nagita Slavina

Respons Nagita Slavina Saat Tyas Mirasih Ingin Jual Tas demi Biaya Pengobatan

Tyas Mirasih saat itu ingin menjual tas miliknya kepada Nagita dan Raffi untuk membantu biaya pengobatan sang ibunda.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024