Pemerintah Antisipasi Dampak Psikologis Kenaikan Harga BBM

Pembukaaan IIMS 2011, MS. Hidayat
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews - Pemerintah mewaspadai dampak psikologis kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang akan terjadi, terutama pada harga barang-barang pokok. Namun, dampak tersebut dapat diantisipasi jika suplai barang-barang pokok dapat dijamin kelancarannya.
Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial

Menteri Perindustrian, MS Hidayat, di sela Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional, di Jakarta, Selasa 30 April 2013, mengungkapkan bahwa dampak psikologis itu pasti akan terjadi jika penerapan kebijakan kenaikan harga BBM diimplementasikan.
Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot

Namun, dia memastikan bahwa dampak tersebut hanya akan terjadi sementara. "Karena, nanti pada dasarnya akan ada hukum suplay and demand," ujar Hidayat. 
Mahfud MD Blak-blakan Soal Langkah Politik Berikutnya Usai Pilpres 2024

Hidayat mengatakan bahwa untuk sektor industri, kenaikan harga BBM bersubsidi khususnya jenis premium, tidak akan terlalu berpengaruh terhadap perkembangan sektor itu.

Sebab, dia menjelaskan, sektor industri mayoritas sudah tidak menggunakan BBM bersubsidi lagi. Pemerintah juga hanya mengurangi subsidi tersebut, bukan melepasnya pada harga keekonomian. 

Alasan lainnya, Hidayat melanjutkan, pemerintah memastikan penghematan dari kebijakan tersebut akan dialokasikan kepada masyarakat menengah bawah yang terdampak.

Tentunya, dia menegaskan, para pekerja kelas bawah pada sektor industri tetap terjamin kesejahteraannya. Dan akhirnya, tidak akan memengaruhi produktivitasnya.

Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan bahwa harga BBM bersubsidi boleh naik jika anggaran dana kompensasi untuk melindungi masyarakat menengah bawah sudah tersedia dan disetujui Dewan Perwakilan Rakyat. Lengkapnya, buka . (art)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya