VIVAnews - Pemerintah telah mengajukan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (RAPBN Perubahan) 2010 ke Dewan Perwakilan Rakyat. Dalam dokumen usulan ini, pemerintah mencatat jumlah defisit naik dan diikuti oleh penambahan utang yang ikut naik.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Keuangan memaparkan bahwa jumlah defisit anggaran diperlebar sebesar Rp 31,8 triliun atau naik 0,4 persen Rp 98 triliun menjadi Rp 129,8 triliun (2,1 persen) PDB.
Dari jumlah itu, tercatat pembiayaan dalam negeri totalnya mencapai Rp 130,3 triliun berasal dari perbankan dalam negeri sebesar Rp 45,5 triliun, dan nonperbankan dalam negeri sebesar Rp 84,8 triliiun. Sedangkan untuk pembiayaan luar negeri (netto) terdiri dari penarikan pinjaman luar negeri sebesar (bruto) sebesar Rp 72,3 triliun dan pembayaran cicilan pokok utang luar negeri sebesar Rp 55,9 triliun.
"Penarikan pinjaman luar negeri ini naik Rp 14,7 triliun dari kesepakatan APBN sebesar Rp 57,6 persen menjadi Rp 72,3 persen," ujar Sri Mulyani.
Sri Mulyani mengatakan perubahan ini dilakukan atas adanya tambahan belanja prioritas mendesak dari Kementerian/Lembaga yang sebelumnya tertampung karena sebelum masa Presiden Terpilih. Tambahan juga sesuai dengan program-program prioritas RPJMN 2010-2014.
"Pembahasan RAPBN P 2010 dimaksudkan adalah untuk masyarakat luas diharapkan pembahasannya (dengan DPR) tidak menjadi masalah politik," kata dia.
Menurut Sri Mulyani untuk menutup defisit itu pemerintah sebagiannya telah menggunakan Silpa tahun 2009 yang sebesar Rp 38,3 triliun. Selain itu pemerintah juga lebih mengutamakan pembiayaan dalam negeri.
Defisit diperlebar, kata Sri Mulyani, antara lain dipakai untuk menambah belanja negara yang naik sebesar Rp 57 triliun dari kesepakatan APBN Rp 1,047 menjadi Rp 1,104 triliun. Penambahan belanja ini antara lain dimasukkan di belanja pemerintah pusat (K/L) yakni ditambah Rp 45 triliun dan untuk transfer ke daerah naik sebanyak Rp 11,8 triliun.
Sementara itu untuk asumsi makro dalam RAPBN Perubahan pemerintah mengusulkan tingkat pertumbuhan tetap sebesar 5,5 persen, inflasi naik dari 5,5 persen menjadi 5,7 persen, SBI 3 bulan dari 6,5 persen menjadi 7 persen, nilai tukar diubah dari Rp 10 ribu per dolar AS menjadi Rp 9,500 per dolar AS, dan harga minyak naik dari US$ 65 per barel menjadi US$ 77 per barel. Lisfting ditargetkan tetap 965 ribu barel per hari.
VIVA.co.id
16 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
VIVA Networks
Ini Biang Kerok Suzuki Jimny Recall, Begini Dampaknya Jika Dibiarkan
100KPJ
sekitar 1 jam lalu
Suzuki Indomobil Sales (SIS) recall Suzuki Jimny 3 pintu akibat fuel pump. Hanya sebagian, yaitu 448 unit yang diproduksi 20 November 2017, sampai 29 Agustus 2019.
Benarkah Insecure Dosa? Begini Kata Habib Jafar
Sahijab
28 hari lalu
Istilah "insecure" erat kaitannya dengan tingkat percaya diri seseorang, yang merupakan perasaan yang dapat berubah sesuai dengan situasi yang dialami. Apakah ini dosa?
Konser TVXQ bertajuk 2024 TVXQ Concert 20&2 di Jakarta sudah mengumumkan jadwal penukaran tiket yakni mulai Jumat, 19 April 2024 atau sehari sebelum acara.
Niken Salindry kembali menyuguhkan sebuah penampilan berkelas dengan membawakan lagu yang berjudul 'Gandhewa Tresna' dengan versi Campursari...........
Selengkapnya
Isu Terkini