Sri Mulyani: Semester II, Ekonomi Bergejolak

VIVAnews - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengingatkan bahwa situasi ekonomi akan bergejolak pada semester II-2010.

Peluang Liverpool Gaet Xabi Alonso Mengecil

"Negara-negara akan mulai melakukan exit policy," kata Sri Mulyani dalam seminar bertajuk Indonesia Economic dan Political Outlook 2010 di gedung Pacific Place, Jakarta, Kamis 18 Maret 2010.

Menurut dia, tahun ini merupakan tahun sulit karena negara-negara yang tergabung dalam G-20 sepakat untuk menindaklanjutinya dengan memperbaiki sektor keuangan.

"Masih harus bersabar, karena biasanya tidak berfungsi langsung (perbaikan sektor keuangan). Perlu waktu pemulihan tiga tahun untuk mengonsolidasikan sistem," ujar dia.

Bagi negara G20, menurut dia, persoalan menjadi pelik karena ada tekanan dari sisi politik. Sri Mulyani mencontohkan keputusan Uni Eropa yang tidak meminta bantuan Dana Moneter Internasioal (IMF) untuk membantu krisis di Yunani.

"Takutnya, nanti Presiden Sarkozy (Nicolas Sarkozy, Presiden Prancis) kalah pamor dengan IMF," ujar dia berseloroh. "Politisi di mana pun sama saja takut untuk berkompetisi secara riil."

Pernyataan Sri Mulyani itu pun langsung disambut tawa peserta seminar yang hadir.

Namun, bagi Indonesia, saat ini stabilitas politik di dalam negeri lebih pasti. "Kondisi Indonesia berbeda dengan negara lain," tuturnya. "Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) saat ini solid bukan sulit."

Sementara itu, saat ini ada empat negara di Eropa yang memiliki neraca APBN dalam siaga merah (red alert). Mereka adalah Spanyol, Portugal, Italia, dan Yunani.

"Kalau APBN tidak solid, yang harus dilakukan adalah struktur adjustment," kata dia.

Untuk menghadapi tantangan itu, pemerintah saat ini akan melindungi sektor ekspor dan impor. "Kita tidak lagi fokus pada permintaan domestik, meski itu tetap dijaga," ujarnya.

Pemerintah, dia melanjutkan, menetapkan kebijakan pengeluaran hanya untuk mempertahankan daya beli dan pembangunan infrastruktur. Pemerintah juga telah meningkatkan tingkat defisit menjadi 2,1 persen pada 2010 dari sebelumnya 1,6 persen.

Sri Mulyani juga menegaskan, ekonomi Indonesia pada 2010 diperkirakan tidak sesulit dua dan tiga tahun sebelumnya. Ketika krisis ekonomi pada 2008 dan 2009, pemerintah banyak melakukan penyesuaian kebijakan.

"Kalau melihat neraca keuangan, kita tidak melihat adanya financial damage," ujar Sri Mulyani.

Untuk itu, pemerintah kemudian mengambil kebijakan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan melindungi daya beli masyarakat. "Itu (jawaban) kenapa subsidi melonjak tinggi," ujar dia.

arinto.wibowo@vivanews.com

Netizen Murka Disebut Suara Paslon 02 Nol: Mungkin Aku yang Dimaksud Angin Tak ber-KTP
Sapi Albino Ko Muang Phet.

Thailand Prime Minister Welcomes Albino Buffalo to Government House

Thailand Prime Minister Srettha Thavisin welcomed an extraordinary visitor at his offices, an enormous white buffalo named Ko Muang Phet.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024