Abramovich, Miliarder "Penguasa Bola" Dunia

Roman Abramovich & kapal pesiarnya
Sumber :
  • Spoiler

VIVAnews - Di tengah perhelatan akbar Piala Dunia 2010, seorang taipan dunia sedang melakukan lobi intensif kepada pejabat FIFA di Johannesburg, Afrika Selatan.

Taipan tersebut, Roman Abramovich menemui petinggi organisasi sepak bola internasional itu guna mendorong Rusia menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018.
Bahkan, bersama kapten kesebelasan Rusia, Andrey Arshavin, pada Kamis lalu, secara resmi ia mulai mengkampanyekan ambisi Rusia tersebut.

Rusia akan bertarung dengan sembilan calon tuan rumah Piala Dunia untuk tahun 2018 dan 2022. Jika lobi dan kampanye Abramovich berhasil, maka Rusia berpeluang dipilih sebagai tuan rumah dalam penentuan oleh 24 anggota Komite Eksekutif FIFA pada Desember mendatang.

Lantas siapa sesungguhnya Roman Abramovich, pelaku bisnis yang justru sangat getol memperjuangkan Rusia sebagai tuan rumah Piala Dunia delapan tahun lagi?

Abramovich dikenal sebagai miliarder Rusia. Pada Maret 2010, majalah ternama Forbes menempatkannya dalam peringkat 50 dari 1000 orang terkaya dunia. Dalam usia yang masih relatif muda, 44 tahun, ia memiliki kekayaan US$11,2 miliar atau Rp103 triliun.

Aksi mengejutkan dilakukan Abramovich pada 2003. Saat itu, ia membeli klub sepak bola ternama di Inggris Chelsea. Akuisisi ini telah mengubah strategi pemasaran dalam "permainan" jual beli pemain.

Dengan kekayaannya yang luar biasa, dia punya kemampuan untuk menawarkan gaji besar kepada pemain agar bergabung dengan klub yang dibidaninya. Akibatnya, tim lain harus memasang tawaran tinggi untuk menahan pemain mereka.

Dia memiliki perusahaan investasi Millhouse Capital dan menjabat sebagai Gubernur di Chokotka di Rusia. Namun, ia juga bertempat tinggal di London Barat. Bahkan, di kalangan warga Britania, ia dikenal sebagai orang terkaya kedua di negeri itu.

Meskipun dikenal sebagai orang berpengaruh di bola, minyak dan politik, Abramovich merupakan sosok yang jarang melontarkan pernyatan ke publik, baik soal hidup dan pekerjaannya. 

Abramovich lahir di pada 24 Oktober pada 1966 dari keluarga yahudi di Lithuania. Ibunya, Irina Ostrowski Abramovich meninggal saat Roman berusia 2 tahun. Ayahnya tewas dalam kecelakaan di konstruksi pada dua tahun kemudian.

Karena itu, Roman dibesarkan oleh kakek-neneknya di kampung halaman di Lithuania. Roman bersekolah di Institut Industri di Ukhta sebelum tentara Soviet merekrutnya sebagai prajurit. Setelah kembali dari tentara, Abramovich sempat bersekolah di Institut Transportasi Negara di Moskow sebelum meninggalkan dunia akademis untuk selamanya.

Ketika Mikhail Gorbachev mengizinkan pengembangan usaha kecil di Rusia pasca berakhirnya komunis pada akhir 1980-an, Roman Abramovich mulai menjual bebek plastik dari apartemen kecilnya di Moskow.

Beberapa tahun kemudian, Abramovich berinvestasi di bisnis lainnya. Antara 1992 hingga 1995, Abramovich menciptakan perusahaan yang bertindak sebagai perantara, hingga memusatkan perhatian pada trading minyak. Pada masa ini, dia mulai terlibat dalam serangkaian transaksi minyak kontroversial.

Pada 1995, ia bermitra dengan Boris Berezovsky membeli saham pengendali perusahaan raksasa minyak Sibneft senilai US$100 juta. Pada saat itu, nilai perusahaan sekitar US$150 juta, namun nilainya melompat tak lama setelah diakuisisi. Bahkan, banyak orang Rusia terkaget-kaget dan mempertanyakan taksiran harga sebelum saham dijual.

Pada 2005, ia untung besar. Ia menjual 73 persen saham di Sibneft kepada perusahaan gas raksasa Gazprom senilai US$ 13 miliar.

Di luar kegiatan bisnis, Abramovich mulai banyak aktif di kegiatan sosial pada 1999 di Chukotka, daerah dingin yang miskin di kawasan Siberia, Rusia. Abramovich membantu anak-anak dan mendirikan yayasan amal untuk membantu rakyat Okrug.

Pada Desember 2000, Abramovich terpilih sebagai Gubernur di wilayah ini setelah menginvestasikan duit jutaan pound untuk membangun pendidikan, rumah sakit, dan perguruan tinggi.

Abramovich dianggap berjasa dalam membuka kesempatan kerja, mendorong pertumbuhan dan akses pendidikan bagi penduduk setempat. Abramovich terpilih kembali sebagai gubernur pada 2005 untuk periode selanjutnya.

2.000 Hewan Ternak Dilakukan Vaksinasi Antisipasi Wabah PMK Secara Gratis

Sumber: AP I Forbes I Woopidoo.com

VIVA Militer: Pasukan milisi Republik Ossetia Selatan

Bukan Hanya Palestina, Ini 9 Negara yang Belum Diakui Keanggotannya oleh PBB

PBB memiliki anggota sekitar 193 negara. Namun, di luar jajaran negara-negara tersebut, terdapat setidaknya 9 negara yang belum mendapat pengakuan sebagai anggota PBB. 

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024