BTN-SMF Jual Beli Tagihan KPR Rp500 Miliar

Dirut BTN Iqbal Latanro (tengah)
Sumber :

VIVAnews - PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) dan PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) sepakat menjalin kerja sama jual beli tagihan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebesar Rp500 miliar.

"Kami berharap dengan kerja sama ini, BTN dan SMF bisa menjadi visioner dalam mengembangkan bisnis baru ini," ujar Direktur Utama BTN, Iqbal Latanro, dalam acara penandatanganan Akta Jual Beli dan Cessie Transaksi Term Purchase Program di Menara Bank BTN, Jalan Gajah Mada, Jakarta,
Rabu 23 Juni 2010.

Menurut Iqbal, nilai jual beli tagihan KPR tersebut merupakan tahap awal yang disepakati kedua pihak. Sedangkan mekanisme penyaluran pinjaman melalui jual beli tagihan KPR bersyarat merupakan alternatif pendanaan yang ditempuh BTN.

"Ini merupakan salah satu upaya perusahaan untuk memperoleh sumber pembiayaan KPR yang menjadi core bussiness BTN," katanya.

Untuk diketahui, mekanisme dari kerja sama yang dijalin BTN kali ini hampir sama dengan transaksi repo yang berlaku pada obligasi yang diperdagangkan di pasar uang. Perbedaannya, underlying yang digunakan dalam transaksi ini adalah KPR.

Iqbal menambahkan, kerja sama term purchase program ini dilakukan untuk jangka waktu 36 bulan. Sedangkan tingkat suku bunga yang disepakati lebih rendah dari bunga obligasi.

Sementara itu, Direktur Utama SMF, Erica Soeroto, mengatakan perusahaan sesuai dengan fungsinya akan menyalurkan dana jangka panjang atau menengah kepada lembaga penyalur KPR.

Dia menambahkan, secara hukum hak atas tagihan KPR akan beralih ke SMF kendati secara akuntansi masih menjadi aset milik BTN. Sedangkan pengelolaan aset KPR masih tetap ditangani BTN seperti halnya transaksi sekuritisasi. (art)

TKN Imbau Pendukung Prabowo-Gibran Tak Gelar Aksi Saat Sidang Putusan Sengketa Pilpres
dana asing

Israel-Iran Memanas, BI Catat Modal Asing Kabur dari Indonesia Rp 21,46 Triliun

Bank Indonesia (BI) mencatat, modal asing keluar atau capital outflow di pasar keuangan domestik mencapai Rp 21,46 triliun di pekan ketiga April 2024.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024