Bulog: Stok Beras 2008 Masih Ada

Beras Bulog
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro

VIVAnews - Entah karena kebanyakan, salah metode penyimpanan, atau terlalu hemat dalam menyalurkan, Perum Bulog sebagai regulator dan distributor tunggal beras masih menyimpan stok beras tahun 2008.
 
Seperti apa rasanya? Direktur Utama Perum Bulog, Sutarto Alimoeso, yang ditanyai wartawan hanya melempar senyum. "Stok memang cukup banyak, stok tahun 2008 saja masih ada," ujar Sutarto di sela kunjungan para menteri ekonomi ke gudang Bulog di Kelapa Gading, Jakarta, Selasa 3 Agustus 2010.
 
Namun demikian, Sutarto mengatakan, jumlah stok tahun 2008 itu hanya sedikit. Angka tepatnya berapa, Sutarto kurang ingat. Catatan yang dimiliki hanya stok beras pemerintah sebanyak 1,7 juta ton.

Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot

Rinciannya, 1,2 juta ton untuk beras bersubsidi dan 500 ribu ton beras cadangan pemerintah untuk kegiatan lain, seperti antisipasi kejadian bencana.
 
"Sekarang rata-rata stok 2010, tapi stok 2008 memang masih ada," kata Sutarto.
 
Penyebab masih adanya stok 2008, menurut Sutarto, karena kondisi pergudangan Bulog di beberapa daerah tidak semua mampu menampung seluruh stok. Sebagai contoh di Manukwari dan Timika, dengan kemampuan gudang menyimpan 100 ribu ton beras. Padahal beras yang harus tertampung hingga 600 ribu ton.

Memang dia mengakui, penyimpanan yang baik dalam satu gudang cukup untuk melayani tiga bulan. Tapi, sayang, karena tidak semua daerah surplus, maka perlu pengaturan sendiri.
 
"Sekarang kebutuhan antarpulau meningkat tajam. Sementara daerah yang betul-betul surplus signifikan hanya Jawa Timur, Jawa Barat, Nusa Tenggara, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Banten, Aceh, Kalimantan Selatan, dan Lampung," katanya. (art)

Jemaah haji Indonesia mendengarkan khutbah Subuh jelang wukuf.

Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial

Menurut Direktur Bina Haji PHU Arsad Hidayat, jemaah haji diminta tidak asal membagikan informasi yang beredar di media sosial yang belum jelas kebenarannya.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024