- ANTARA/Andika Wahyu
VIVAnews - PT Kimia Farma Tbk (KAEF) berencana melakukan penawaran saham terbatas (rigths issue) sebanyak tiga miliar saham atau setara 25-30 persen dari modal ditempatkan perseroan.
Rights issue tersebut akan dilakukan pada 2011. "Tapi kami belum tahu pastinya, karena harus dibahas di Kementerian BUMN," kata Direktur Utama Kimia Farma, Sjamsul Arifin, di Jakarta, Senin, 25 Oktober 2010.
Saat ini, kepemilikan saham publik atas perseroan baru 10 persen. Jika rights issue tersebut terlaksana, saham pemerintah diperkirakan tinggal 60-65 persen. Perusahaan pelat merah itu hingga saat ini belum dapat menetapkan harga penawaran.
Namun, Sjamsul memperkirakan, dana yang diperolah perseroan sekitar Rp500 miliar dengan estimasi harga penawaran Rp150-200 per unit.
Dia mengakui, dana hasil rights issue itu akan digunakan untuk membangun pabrik produk steril di Karawang, Jawa Barat. Pabrik tersebut akan dibangun bersama dengan perusahaan China sebagai mitra. Nilainya mencapai US$10-12 juta.
Adapun komposisi pendanaan sebanyak 35 persen berasal dari ekuitas dan sisanya pinjaman. "Tapi ini masih harus dikaji kembali," ujar Sjamsul.
Tidak hanya itu, perseroan juga berencana meningkatkan pengembangan rekayasa serta stem cell sebagai terapi. "Perkembangan farmasi sudah ke arah sana, Indonesia tidak boleh ketinggalan," tuturnya.
Sedangkan mengenai penggabungan perusahaan farmasi milik negara, Sjamsul mengatakan Kimia Farma akan membahas hal itu di Kementerian BUMN besok. "Ini akan menjadi topik pembicaraan," ujar dia. (art)