Harga Emas Anjlok US$37,8

Emas
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis

VIVAnews - Harga emas anjlok hingga dua digit menyusul munculnya rumor pemerintah China akan menaikkan suku bunga. Akibatnya investor berlomba menjual emas fisik yang mereka pegang.

Emas untuk pengiriman Desember pada perdagangan akhir pekan ini, turun US$37,80 menjadi US$1.365,50 per ons di divisi Comex New York Mercantile Exchange. Harga emas diperdagangkan tertinggi pada US$1.410 dan terendah US$1.359,30.

Harga emas tertekan setelah adanya spekulasi bahwa pemerintah China akan menaikkan suku bunga acuan untuk menekan laju inflasi yang tinggi. Indeks harga konsumen China menunjukkan bahwa inflasi telah mengalami kenaikan hingga 4,4 persen dibandingkan tahun lalu. Inflasi ini lebih tinggi dari yang diharapkan.

Harga emas naik sekitar 27 persen sepanjang 2010 setelah menyentuh rekor tertinggi US$1.424 per ons pada Selasa, 9 November. Bahkan dalam satu dekade, harga emas telah melambung dari US$275 per ons pada awal 2.000.

"Melihat besarnya keuntungan selama beberapa minggu terakhir, harga emas sangat rentan dengan koreksi yang lebih dalam," kata James Moore, analis di thebulliondesk.com, dalam laporan hariannya.

Sementara itu, di Indonesia, harga emas di Perum Pegadaian dalam enam hari terakhir berada pada Rp393.900 per gram (beli) dan Rp404.100 per gram (jual). Sedangkan di Divisi Logam Mulia PT Aneka Tambang Tbk, harga emas Senin ini berada pada Rp398 ribu. (The Street)

Jelang Hari Raya Idul Fitri, Persediaan BBM di Bali Masih Aman
Sidang Lanjutan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum di MK

KPU Tolak Tanggapi Tudingan Nepotisme Jokowi ke Prabowo-Gibran

KPU menolak menanggapi tudingan dari kubu Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud soal nepotisme Jokowi ke Prabowo-Gibran

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024