- VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVAnews - Pemerintah hingga kini belum memutuskan pelaksanaan program pengaturan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Rencana awal, pemerintah mulai melarang penggunaan Premium bagi mobil pelat hitam mulai 1 April 2011.
Rencana pengaturan ini karena konsumsi bahan bakar bersubsidi telah melampaui kuota anggaran. Tentu saja, ini menyebabkan subsidi membengkak.
Kenaikan harga minyak mentah dinilai sebagai salah satu pemicu tingginya konsumsi Premium. Bayangkan, saat ini harga bensin tak bersubsidi jenis Pertamax dibandrol Rp8.600 per liter. Sementara itu, Premium hanya Rp4.500 per liter. Harga Pertamax hampir dua kali lipat Premium.
Meski demikian, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa meyakini, Premium hanya dikonsumsi masyarakat yang berhak. "Saya tak yakin mobil mewah masih menggunakan Premium," kata Hatta di Serang, Banten, Jumat, 1 April 2011.
Mengenai, pemikiran Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Darwin Zahedy Saleh, yang ingin mengubah nama Premium menjadi Bensin Miskin, Hatta mengaku belum membicarakan lebih lanjut.
Menurut dia, terpenting bukan lah nama, melainkan bagaimana masyarakat menyadari bahwa Premium itu diperuntukkan bagi kendaraan umum dan masyarakat yang tidak mampu. "Karena itu, bagi yang mampu, belilah Pertamax," katanya. (art)
10 Negara Terluas di Dunia, Indonesia Ada di Urutan Berapa?
Meskipun Indonesia adalah negara yang luas, membentang dari Sabang hingga Merauke, namun kenyataannya, Indonesia tidak masuk 10 negara terluas di dunia.
