- Biro Pers Istana Presiden/Abror Rizki
VIVAnews - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan ada pelajaran penting dari krisis ekonomi bagi negara-negara di kawasan ASEAN. Belajar dari krisis tahun 2008 silam, dibutuhkan langkah cepat dan kerjasama antarnegara, terutama di wilayah Asia Tenggara.
Namun, SBY memahami krisis masih membayangi perekonomian dunia. Salah satunya adalah ancaman kenaikan harga pangan.
"Ini menjadikan pentingnya koordinasi kebijakan dan peningkatan kapasitas pengawasan global. Terutama untuk menghadapi sejumlah tantangan, seperti recovery ekonomi global, ketahanan pangan dan energi, dan untuk mencapai Millenium Development Goals," kata SBY dalam pertemuan Menteri Keuangan se-ASEAN, Nusa Dua, Bali, Jumat, 8 April 2011.
SBY mengucapkan keyakinannya negara ASEAN dapat meningkatkan perekonomiannya. Namun, untuk menghadapi berbagai tantangan itu perlu adanya reformasi diri negara-negara ASEAN.
Setidaknya, SBY menjelaskan ada tiga hal yang harus dilakukan. "Pertama, kebijakan tiap negara yang prudent dan kuat. Kedua, respon kewilayahan yang terkoordinasi. Ketiga, penerapan kebijakan yang terkoordinasi secara global," ucap SBY.
Sementara itu, Menteri Keuangan Agus Martowardojo dalam sambutannya mengajak agar ASEAN mampu mengambil kebijakan dan melakukan dialog untuk mengembangkan dan membangun serta memperkuat perekonomian.
“Upaya itu harus dilakukan dengan cara memperkuat komunitas regional, dalam hal ini adalah ASEAN. Kami percaya, meeting kali ini menghasilkan sesuatu yang berharga bagi komunitas Asean,” katanya.
Laporan: Bobby Andalan | Nusa Dua, umi
Prabowo Silaturahmi ke SBY di Cikeas, Demokrat: Pertemuan Konstruktif 2 Negarawan
Presiden RI terpilih Prabowo Subianto silaturahmi Lebaran Idul Fitri menemui SBY di Cikeas, Bogor, Jawa Barat.
