Perdagangan RI-Singapura, Siapa Lebih Untung

Singapura
Sumber :
  • strait-times

VIVAnews - Perjanjian ekstradisi antara Indonesia dan Singapura menghangat lagi akhir-akhir ini, setelah sejumlah orang yang terkait dengan kasus hukum di Indonesia pergi ke negeri itu.

Beberapa tahun lalu soal ekstradisi itu sudah dibahas berkali-kali antar kedua negara. Singapura mengajukan syarat yang memberatkan pihak Indonesia. Syarat itu meliputi kerja sama pertahanan (Defence Cooperation Agreement/DCA). Namun, syarat ini banyak ditolak sejumlah kalangan.

Kedutaan Besar Singapura di Indonesia sendiri menyatakan perjanjian ekstradisi dan persetujuan kerja sama pertahanan sudah ditandatangani oleh Singapura dan Indonesia pada 2007.

"Penandatanganan perjanjian tersebut juga disaksikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Lee Hsien Loong di Bali pada 27 April 2007," kata Sekretaris Pertama Bidang Politik Kedutaan Besar Singapura di Indonesia, Herman Loh, akhir pekan lalu.

Loh mengatakan, Singapura tetap berkomitmen secara penuh untuk perjanjian tersebut dan sedang menunggu Indonesia meratifikasinya.

Di luar hubungan politik dan perjanjian ekstradisi itu, Indonesia dan Singapura sebenarnya cukup aktif dalam kerja sama perdagangan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor nonmigas Indonesia ke Singapura merupakan yang tertinggi di negara kawasan ASEAN.

Selama periode Januari-April 2011, nilai ekspor Indonesia ke Singapura mencapai US$3,64 miliar atau tumbuh 17,8 persen dibanding periode sama 2010 senilai US$3,09 miliar. Ekspor ke Singapura ini lebih tinggi dibanding ke Malaysia sebesar US$3,19 miliar dan Thailand US$2,18 miliar.

Namun, ekspor nonmigas untuk bulan April 2011 jika dibandingkan dengan Maret 2011 ke sebagian besar negara tujuan utama terjadi penurunan. Ekspor Indonesia ke Singapura selama periode itu turun sebesar US$1,6 juta.

Penurunan serupa juga terjadi untuk ekspor Indonesia ke Thailand yang turun US$643,5 juta dan Malaysia sebesar US$74,5 juta.

Sementara itu, untuk impor nonmigas dari Singapura selama Januari-April 2011 mencapai US$3,44 miliar atau naik 2,51 persen dibanding periode sama 2010 senilai US$3,35 miliar. Namun, nilai impor dari Singapura tersebut masih lebih rendah dibanding Thailand yang mencapai US$3,48 miliar, tapi lebih tinggi dibanding Malaysia US$1,75 miliar.

Khusus untuk bulan April 2011, nilai impor nonmigas dari Singapura tercatat mencapai US$917 juta atau 8,34 persen dari total impor dari negara-negara lain. Namun, nilai impor ini masih lebih tinggi dibanding Thailand sebesar US$904,4 juta (8,22 persen) dan Malaysia US$501,6 juta (4,56 persen).

Jika dilihat dari data BPS tersebut, Indonesia mengalami surplus perdagangan sekitar US$200 juta dengan Singapura.(np)

Toyota Fortuner Hybrid Sudah Ada di Diler, Segini Harganya
Ilustrasi logo Mahkamah Konstitusi.

Arti dan Peran Amicus Curiae yang Diajukan Megawati dan Habib Rizieq ke MK

Pengajuan amicus curiae yang dilakukan sejumlah tokoh ini heboh mencuat terkait dengan persidangan dalam pekara sengketa hasil Pilpres 2024.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024