Dituduh Tak Mau Negosiasi, Ini Kata Freeport

Tambang emas Freeport di Papua, salah satu kekayaan Indonesia.
Sumber :
  • VIVAnews/Banjir Ambarita

VIVAnews - Perusahaan tambang emas terbesar dunia, PT Freeport Indonesia, menyatakan akan tetap menghormati dan mematuhi ketentuan dari kontrak karya yang ditandatangani pemerintah dan Freeport pada Desember 1991.

Pernyataan ini menyusul tudingan pemerintah bahwa Freeport enggan melaksanakan negosiasi ulang atas kontrak itu yang dinilai kurang menguntungkan negara.

Juru bicara Freeport Ramdani Sirait dalam surat elektronik kepada VIVAnews.com menyatakan bahwa perusahaan telah menjalankan operasi di Indonesia selama lebih dari empat dasawarsa. "Kontribusi kami pun kepada pemerintah telah mencapai 12 miliar dolar Australia (sekitar Rp107 triliun)," katanya. "Kami secara konsisten akan menghormati semua kontrak yang ada."

Respon Han So Hee Soal Reaksi Hyeri: Memang Lucu Pacaran Setelah Putus?

Dengan kontribusi seperti ini, Freeport yang mengelola Tambang Grasberg, Timika, Papua, yakin bahwa kontrak 1991 itu cukup adil bagi setiap pihak, termasuk untuk pemerintah. Bahkan, dia mengatakan, jika dibanding dengan negara penghasil utama bahan tambang lainnya di dunia, Indonesia masih beruntung.

Sekadar informasi, pemerintah tengah berusaha melakukan negosiasi ulang atas kontrak karya perusahaan tambang di Indonesia. Hal ini untuk meningkatkan pendapatan negara. (sj)

Pesan Widodo Untuk Pemain Arema FC Usai Kalah Dari Rival 
Ketua Tim Pembela Demokrasi dan Keadilan (TPDK) Ganjar-Mahfud Todung Mulya Lubis

Todung Mulya Lubis Ungkap Alasan Sri Mulyani Hingga Risma Dihadiri di Sidang MK

Ketua Tim Hukum pasangan calon Presiden Ganjar Pranowo dan calon Wakil Presiden Mahfud MD, Todung Mulya Lubis mengungkap alasan Risma hingga Sri Mulyani dihadiri di MK.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024