Megawawati Soekarnoputri:

Jadi Kaya Atau Miskin, Itu Soal Mental

Ketua umum DPP PDIP Megawati Soekarno Putri
Sumber :
  • ANTARA/Farras

VIVAnews – Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, menyatakan partainya mencermati perkembangan krisis keuangan global dan peningkatan harga pangan dunia.

“Fraksi PDI Perjuangan memang mencoba mengantisipasi hal ini. Bukan dalam arti untuk membuat panik atau mengkritik dengan keras, tapi kenyataaannya yang sedang berjalan, memang ada krisis,” ujar Megawati dalam sambutannya pada Seminar Nasional bertema 'Krisis Keuangan dan Pangan: Ancaman atau Peluang' di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis 13 Oktobee 2011.

Megawati berharap, dengan diadakannya seminar itu, para pakar ekonomi dapat membagi pikiran dan pengetahuan mereka tentang sikap yang seharusnya diambil Indonesia dalam menghadapi ancaman krisis. Hadir sebagai pembicara dalam seminar tersebut adalah pengusaha Sofyan Wanandi, pakar ekonomi UI Aviliani, dan pakar ekonomi UGM Henri Saparini.

Menurut Mega, rakyat seringkali mempunyai pemahaman yang keliru mengenai beras. Rakyat menganggap, beras adalah satu-satunya bahan pangan utama. Padahal, kata Mega, setiap daerah mempunyai kekayaan alam sendiri yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai makanan pokok selain beras.

“Kita ini selalu urusannya beras. Bagaimana tidak jadi beban?” kata Mega. Ia menjelaskan, masyarakat di daerah penghasil sagu sebetulnya tidak perlu memaksakan diri mengkonsumsi beras. Jadi, jelas Mega, jika harga beras naik, masyarakat di daerah tersebut tidak perlu terbebani.

Terlebih, lanjut Mega, beras saat ini juga diimpor, sehingga harga beras menjadi mahal. Mega menegaskan, jika masyarakat terus bergantung pada beras, maka Indonesia akan kerepotan apabila negara pengimpor beras menghentikan ekspor berasnya ke Indonesia. Ia mengingatkan, negara pengekspor beras bisa jadi menghentikan ekspornya ke Indonesia, bila di negeri mereka sendiri terjadi krisis pangan.

Oleh karena itu, Mega mendorong agar rakyat Indonesia mengembangkan pangan alternatif selain beras. “Ada pemahaman keliru bahwa kalau tak makan nasi, maka dia orang miskin. Padahal menurut saya, makan nasi jagung juga sehat. Makan ikan asin, sehat. Jadi, kaya atau miskin itu soal mental,” tegas mantan Presiden RI itu.

Dalam kesempatan itu, Mega juga menyindir kebijakan perbankan yang masih enggan memberikan kredit usaha tanpa agunan kepada pengusaha mikro. Padahal, kata dia, di saat krisis ekonomi, usaha mikro justru yang paling dapat bertahan dan menghidupi sektor riil.

“Pedagang bakso dan pengusaha mikro-mikro itu kasih deh dana tanpa agunan. Usaha mikro kok ya masih ditanya agunan. Harus agunan tanah, kendaraan, sertifikat. Saya geleng-geleng, kasihan rakyat, mau modal dengkul aja tidak bisa. Tapi kalau investor, semua ramai-ramai tarik investor, padahal belum jelas juga investor apa,” kata Mega.

Mega berharap, kebijakan ekonomi ke depan dapat lebih baik dan memihak kepada rakyat, terutama kalangan usaha mikro. “Saya kadang kelihatan satir, tapi maksudnya supaya mbok yang nggenah (benar) gitu loh,” kata dia.

Kubu Ganjar-Mahfud Ingin Suara Prabowo-Gibran Nol, Begini Kata KPU
Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono

Namanya Masuk Bursa Cagub DKI, Heru Budi: Pak Arifin Satpol PP Juga Berpotensi

Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengaku belum kepikiran untuk maju dalam Pilkada 2024, dia justru menilai Kasatpol PP DKI Arifin berpotensi maju di Pilkada DKI.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024