- VivaNews/ Nur Farida
VIVAnews- Direktur Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan Bank Indonesia (BI), Wimboh Santoso, mengatakan rata-rata Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) industri perbankan berada di level 9 persen.
Menurut dia, penurunan suku bunga kredit sudah terlihat sejak Agustus 2011. Namun, demikian kredit ritel rata-rata suku bunga masih cukup tinggi. Wimboh mengatakan, mulai Juli-Agustus 2011 trennya mulai stabil suku bunganya. Karena April sampai Juli masih dalam proses sosialisasi.
"Kalau SBDK-nya sebenarnya sudah single digit. Hanya saja variasinya satu bank dengan bank lain berbeda. Untuk kredit ritel itu, kenapa lebih tinggi karena biasanya ritel ini membutuhkan cost yang lebih tinggi karena membutuhkan tenaga kerja yang banyak," ujarnya di BI, Jumat, 3 Februari 2012.
Wimboh juga mengungkapkan, BI akan terus memantau SBDK perbankan, baik dari sisi besaran dan aspek penunjang lainnya. Dalam rencana bisnis bank (RBB) 2012, BI akan fokus dalam penurunan suku bunga perbankan.
Di sisi lain, BI juga akan mengatur pertumbuhan dan uang muka kredit pemilikan rumah (KPR) dan multifinance. Menurut dia, idealnya down payment (DP) atau uang muka itu sebesar 30 persen. Namun, sekarang bervariatif yaitu ada yang 20 persen untuk kredit otomotif.
Hormati Putusan MK, Eks Ketum PB HMI: Saatnya Bekerja untuk Indonesia Maju
Eks Ketua Umum PB HMI Raihan Ariatama turut menyoroti putusan MK yang menolak seluruh permohonan perkara PHPU dari Anies-Muhaimin, dan Ganjar-Mahfud MD.
