- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews - Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) lebih setuju pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dibandingkan pembatasan.
"Lebih mudah realisasinya dan bisa diterima masyarakat dibandingkan pembatasan yang membutuhkan persiapan panjang," kata Ketua Hiswana Migas, Eri Purnomohadi di Jakarta, Kamis 23 Februari 2012.
Menurut Eri, Hiswana Migas tinggal melakukan koordinasi saja dengan seluruh pengusaha Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) jika memang harganya ingin dinaikkan. Ia mengusulkan harga BBM bersubsidi naik sekitar Rp1.000 per liter agar tidak memberatkan konsumen.
Efek kenaikan harga BBM bersubsidi, lanjut Eri, biasanya hanya akan berlangsung sebulan. Setelah itu masyarakat akan menyesuaikan perilaku dengan harga baru BBM bersubsidi.
Namun, ia meminta agar pemerintah memperhatikan kerugian pengusaha SPBU yang telah terlanjur investasi besar dengan menambah Pertamax dalam SPBU mereka. "Tanpa jaminan ini kan. Apalagi omzet jual Pertamax kecil, investasi besar," ujarnya.
Hiswana Migas, lanjutnya, akan menyelenggarakan rapat kerja nasional pada Maret mendatang untuk menghitung berapa kerugian investasi para pengusaha SPBU dan mempersiapkan langkah lebih lanjut.
Proyek Ini jadi 'Game Changer'
Game changer merupakan istilah yang mengacu pada perubahan atau inovasi yang mendasar dalam industri atau pasar yang mengubah dinamika yang ada dan ciptakan standar baru.
