- VIVAnews/ Muhamad Solihin
VIVAnews - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai bahwa subsidi bahan bakar minyak akan membuat masyarakat berperilaku boros dalam penggunaan bahan bakar minyak (BBM).
"Ini karena konsumsi berkelanjutan konsumsi BBM membuat perilaku boros BBM," kata Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi, dalam diskusi publik DPP Golkar, di Jakarta, Senin 27 Februari 2012.
Tulus menjelaskan, 85 persen pengguna BBM bersubsidi dikonsumsi oleh kendaraan pribadi, sedangkan empat persen digunakan untuk angkutan umum, dan hanya tujuh persen digunakan oleh angkutan barang.
Dia menambahkan, secara manajemen transportasi, BBM bersubsidi yang tidak tepat itu membuat angkutan umum mati suri. Untuk itu, YLKI mengusulkan konversi dana subsidi BBM dialihkan untuk membangun dan memperbaiki infrastruktur transportasi seperti MRT, monorel, dan busway.
"Namun, saya cenderung berpendapat agar penghematan dana BBM digunakan untuk menambah alokasi subsidi pendidikan, kesehatan, pangan, dan perbaikan sarana infrastruktur jalan," ujarnya.
Sementara itu, YLKI mengungkapkan, 31 ribu orang meninggal per tahun di jalan, di mana mayoritas pengguna jalan adalah sepeda motor sebesar 76 persen.
Untuk itu, Tulus melanjutkan, pelayanan transportasi umum di Indonesia masih harus dibenahi, karena masih buruk. Caranya, dengan membangun angkutan massal, revitalisasi trayek, dan memberantas pungutan liar.
Ia menjelaskan, mengurangi tingginya subsidi BBM sudah on the track policy. Namun, pemerintah wajib memberikan kompensasi konkret bagi masyarakat pasca kenaikan harga BBM dan TDL.
"Pemerintah juga harus me-review manajemen transportasi, khususnya di kota-kota besar," tutur Tulus. (art)
Mazda Hadirkan 2 Mobil Keren di Auto China 2024
Changan Mazda Automobile Corporation Ltd yang merupakan perusahaan patungan antara Mazda Motor Corporation dan Chongqing Changan Automobile, meramaikan pameran Auto China
