Produsen Gula Nasional Kalah Bersaing

VIVAnews - Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Benny Pasaribu mengakui pabrik gula nasional tidak bisa bersaing dengan industri gula asing. Hal ini terjadi karena perkembangan industru gula nasional tidak efisien.

"Industri gula kita tidak terintegrasi tapi malah terpisah," ujar Benny kepada Komisi Industri dan Perdagangan (VI) DPR.

Dalam prakteknya sekarang, kebun banyak yang dimiliki petani. Sedangkan, pabriknya dimiliki oleh BUMN khususnya PTPN dan RNI. Akibat kondisi seperti ini, model  pengelolaannya menjadi tradisional. "Seharusnya mereka terintegrasi antara pabrik dan kebun," ujarnya.

Benny juga mengatakan ketidakefisienan di pabrik gula terletak pada teknologi yang digunakan. Bahkan Benny prihatin karena pabrik gula yang ada kondisinya sudah cukup tua.

Persoalan semakin parah lantaran di sektor perdagangan muncul dugaan pelaku usaha yang jumlahnya terbatas. Akibatnya, perdagangan gula cenderung mengarah ke oligopoli dan muncul ada dugaan kartel dalam perdagangan gula. "Namun sampai saat ini masih sangat sulit untuk membuktikan adanya dugaan kartel itu." 

Atasi Masalah Kepadatan di Penjara, Israel Usulkan Hukum Mati Tahanan Palestina
Kebakaran besar melanda Toko frame atau bingkai di Jalan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan (Jaksel) Kamis 18 April 2024 malam.

Kondisi Mengenaskan 5 Korban Kebakaran Toko Frame Mampang Jakarta Selatan

"5 korban rata-rata luka bakar ada di kepala, tangan, dan kaki. Setelah kita evakuasi langsung kita larikan ke RSUD Mampang Prapatan," ujar Kompol David Kanitero.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024