Menara Tertinggi di Dunia

Kompas Gramedia Ikut Danai Menara Jakarta


VIVAnews
- Grup Kompas Gramedia bukan sekadar merambah jalan tol. Grup bisnis media terbesar di Indonesia ini juga ikut berperan dalam pendanaan menara Jakarta, menara telekomunikasi tertinggi di dunia.

"Kompas Gramedia memiliki saham sekitar 15 persen," ujar Roesdiman Soegiarso, Direktur PT Prasada Japa Pamudja, pengembang Menara Jakarta, kepada VIVAnews di Jakarta, Kamis, 13 Februari 2009.

Bagi Mardani Ali Sera, PKS Harus Oposisi: Kita Beda dengan 02, Landasan Berpikir dan Asumsinya

Kompas Gramedia adalah grup bisnis media terkemuka yang dikendalikan oleh Jacob Oetama. Selain bergerak di industri media, salah satu grup bisnis terkaya di negeri ini juga merambah bisnis perhotelan, jalan tol, kini merangsek ke menara tertinggi di dunia.

Menurut dia, jika dibandingkan dengan komposisi pada masa Orde Baru, komposisi kepemilikan saham menara Jakarta sekarang memang sudah berubah.

Pada masa presiden Soeharto, menara yang mengalahkan CN Tower di Toronto, Kanada ini dipegang oleh tiga pengusaha papan atas tanah air yang tergabung dalam PT Indocitra Graha Bawana. Tiga konglomerat yang berjaya semasa orde baru itu adalah Sudwikatmono, Prayogo Pangestu, dan Henry Pribadi.

Kini, kepemilikan saham proyek mercusuar tersebut dipegang oleh lima pengusaha papan atas. Pemegang saham terbesar adalah Prajogo Pangestu yang memiliki 35 persen saham. Sedangkan, 65 persen saham sisanya dibagi oleh empat pemegang saham lainnya.

Keempat pemegang saham tersebut adalah Sohat Chairil, Harun Sebastian, Abraham Alex Tanuseputra, dan pemilik Kompas Gramedia. Sohat Chairil adalah pengusaha papan atas di bidang batu bara, Harun Sebastian adalah pengusaha yang juga terlibat dalam pembangunan sentra bisnis modern Senayan City. Sedangkan Abraham Alex Tanuseputra adalah pengusaha apotek yang juga pendiri Gereja Bethany Indonesia.

Roesdiman menjelaskan dari total kebutuhan dana investasi sebesar Rp 3 triliun, sumber pembiayaan akan dibagi dalam tiga kelompok. Pertama, setoran modal pemilik. Kedua, penjualan properti tahap awal dan ketiga dari pinjaman bank.

Untuk penjualan tahap awal, pengembang berharap bisa memperoleh dana Rp 800 miliar - 1 triliun. Sisanya, sekitar Rp 2 triliun akan dibagi 30 persen didanai pemegang saham dan 70 persen akan mengajukan pinjaman ke perbankan.

Dari total kebutuhan dana itu berarti pemegang saham menyetor dana setidaknya Rp 600 miliar. Sejauh ini, para pemilik sudah mengumpulkan dana sekitar Rp 500 miliar.

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan alias Zulhas di Kantor DPP PAN, Jakarta Selatan, Selasa, 23 April 2024

Yandri Klaim Seluruh DPW dan DPD PAN Ingin Zulhas Kembali Ketua Umum

Wakil Ketua Umum PAN, Yandri Susanto mengklaim bahwa seluruh DPW dan DPD PAN seluruh Indonesia meminta Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan kembali memimpin PAN. Hal itu di

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024