- Ist
VIVAnews - Kapal MT Chios akhirnya tiba di Singapura untuk menjalani proses konversi agar menjadi kapal penampung minyak mentah terapung atau Floating Storage and Offloading (FSO) di Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu. Kapal yang masih berbedera Yunani ini akan menjalani sejumlah perbaikan.
Deputi Pengendalian Operasi BP Migas Rudi Rubiandini menjelaskan, dengan perbaikan ini diharapkan pada Mei 2014 kapal sudah siap siap digunakan dan berganti dengan nama Gagak Rimang. "Sehingga rencana produksi pertama di lapangan Banyu Urip pada Juli 2014 benar-benar terlaksana," katanya di Jakarta, Selasa 17 April 2012.
MT Chios adalah kapal double hull VLCC (Very Large Crude Container) yang berbendera Yunani tahun pembuatan 1993 alias sudah berusia 19 tahun. Kapal ini termasuk klasifikasi sangat besar karane memiliki kemampuan 320.000 DWT dengan kapasitas penyimpanan 1,7 Juta barel, dan memiliki panjang 327 meter jauh lebih panjang dari lapangan sepakbola hanya 200 meter. Kapal ini pada saatnya nanti akan berbendera Indonesia.
Sejak keberangkatannya dari Yunani 18 November dan sampai di Pulau Karimun pada 22 Maret, dimulailah beberapa pekerjaan sampai akhirnya dikirim ke Singapura dan resmi diserahkan untuk dikonversi pada 14 April lalu.
Kegiatan yang telah dilakukan adalah pembersihan dan blasting semua tangki kargo, survey kondisi kapal dan peralatan, pemberian label pada peralatan dan pipa-pipa yang akan diganti, serta dilakukan Ultra Sonic Thicness Measurement (UTM) untuk mengecek ketebalan dinding kapal.
Langkah selanjutnya adalah melanjutkan pembersihan tangki kargo, tangki ballast, dan tangki slop, kemudian pemasangan penyangga dalam tangki kargo, mulai melakukan survey secara detail, dan pelepasan mesin Utama dan sistem pipa yang tidak diperlukan.
Penyelesaian konversi selama 20 bulan ini akan meliputi pekerjaan antara lain engineering, procurment, work site, FSO hook, koneksi, dan startup, sehingga bisa berfungsi penuh sebakai FSO minyak dari lapangan Banyu Urip pada Juli 2014. (adi)
Siasat Licik Israel Sabotase Iran Dibongkar Media Amerika
Iran juga memiliki rencana balas dendam atas kematian Jenderal Zahedi.
