- VIVAnews/Adri Irianto
VIVAnews - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Armida Alisjahbana menyatakan rencana pembatasan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang rencananya diumumkan pada Mei 2012 mendatang akan menyebabkan inflasi sebesar 0,3-0,5 persen.
"Kalau pembatasan tentu ada sedikit kenaikan inflasi namun tidak sebesar kalau harga BBM naik, yaitu sekitar 0,3-0,5 persen," kata Armida di Jakarta, Kamis 26 April 2012.
Menurut Armida langkah pembatasan ini dilakukan karena desain APBN-P 2012 berasumsi harga BBM naik dengan adanya paket kompensasi. Namun, adanya syarat rata-rata ICP (Indonesian Crude Price/harga minyak mentah Indonesia) enam bulan terakhir harus 15 persen diatas asumsi APBN-P 2012 sebesar US$105 per barel membuat ketidakpastian.
Ia menyatakan pemerintah telah melakukan berbagai simulasi. Jika tidak ada upaya penghematan dan harga BBM tidak naik, maka volume BBM bersubsidi akan terus naik. Memang ada dampak positifnya, yaitu pertumbuhan ekonomi meningkat, namun anggaran subsidi juga ikut membengkat.
Ia mencontohkan sebagai gambaran pada 2013 anggaran infrastruktur Indonesia hanya meningkat Rp32 triliun namun subsidi dapat meningkat lebih diatas Rp100 triliun. "Penggunaannya tidak tepat sasaran, tidak ada efisiensi, terbakar begitu saja," ujarnya.
Ia mengakui berbagai spekulasi tentang harga BBM bersubsidi ini membuat harga-harga kebutuhan bahan pokok merangkak naik. Namun, hal ini telah diantisipasi oleh Kementerian Perdagangan dan Bulog yang terus memonitor harga-harga sembako.
"Ada Standar Operasional Prosedur, ambang batas naik berapa, baru Operasi Pasar. Mendag nanti tidak hanya memantau harga beras tapi semuanya dipantau," paparnya. (sj)
Diisukan Jadi Orang Ketiga, Salshabilla Adriani Ngaku Udah Ngobrol Sama Syifa Hadju-Rizky Nazar
Menyadari posisinya kini tengah menjadi sorotan, Salshabilla Adriani memberikan klarifikasi yang menyatakan bahwa ia tidak menyangka tiba-tiba terseret gosip miring.
