BBM & DP Kredit Jadi Sandungan Multifinance

Gudang mobil Toyota
Sumber :
  • csmonitor.com

VIVAnews - Rencana pemerintah membatasi uang muka (DP) kredit kendaraan bermotor dan pembatasan penggunaan BBM bersubsidi dapat menurunkan pendapatan perusahaan pembiayaan atau multifinance.

Direktur Pemasaran PT Buana Finance Tbk, Herman Lesmana, mengatakan jika melihat penjualan otomotif, memang masih tumbuh signifikan. Namun, jika aturan mengenai pembatasan DP kredit dan BBM itu diberlakukan, maka pertumbuhan itu akan terganggu.

"Realistisnya pasar akan tetap menaikkan DP, ini akan terjadi penurunan, meski sesaat. Setelah itu akan stabil," kata Herman, ketika ditemui saat paparan publik PT Buana Finance Tbk, di Gedung WTC, Jakarta, Kamis 25 April 2012.

Buana, kata Herman, akan tetap mengikuti aturan yang diberlakukan oleh pemerintah. Dia memastikan tidak akan menekan sektor pembiayaan kredit kendaraan. Beberapa Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM), kata Herman, juga telah memberikan signal positif untuk menerima aturan itu. "Kami harus selektif dalam memilah dan memilih," kata dia.

Herman menjelaskan, memang pemerintah berencana membatasi minimal DP kredit kendaraan roda empat 25 persen, dan 20 persen bagi kendaraan produktif. Dia mengaku, hal itu tidak akan bermasalah jika tujuannya positif.

Sementara itu, Direktur Operasional Buana Finance, Antony Mulyana mengatakan, pihaknya tidak terlalu menghawatirkan aturan itu. Sebab, Buana selama ini fokus kepada kredit mobil bekas yang sudah mempunyai DP tinggi.

"Justru kenaikan BBM sekarang belum ada kepastian, kalau naik berapa, dibatasi berapa, kami masih susah memprediksi," ujarnya pada kesempatan yang sama.

Ketentuan kendaraan di atas 1.500 CC yang dilarang menggunakan BBM bersubsidi, menurut Antony, cukup menghawatirkan pasar. Meskipun belum diberlakukan, dia memprediksi akan menyebabkan penurunan di sektor kredit mobil baru.

"Ke mobil baru ada penurunan, tapi belum bisa diperkirakan. Penurunan ada, tapi kebutuhan juga ada. Jadi BBM subsidi dan non subsidi akan berpengaruh," katanya.

Target 2012

Kemnaker Mendukung Penataan NLE dengan Diimbangi Peningkatan Pelindungan Kerja TKBM di Pelabuhan

Sementara itu, Buana Finance mematok target pembiayaan baru sebesar Rp3 triliun pada 2012. Target ini naik dibandingkan dengan target awal sebesar Rp2 triliun.

"Fokus pertumbuhan masih bertumpuh pada segmen leasing dengan target Rp2,05 triliun, sementara target pembiayaan consumer finance adalah sebesar Rp950 miliar," kata Herman.

Penyaluran pembiayaan baru perusahaan berkode perdagangan saham BBLD di kuartal I telah mencapai Rp702 miliar, atau tumbuh sebesar 27,7 persen dari 2011. Peningkatan ini masih didorong oleh pembiayaan sewa guna usaha yang mencapai Rp528 miliar, tumbuh 37,3 persen dari 2011 yang tercatat Rp383,5miliar, sementara pembiayaan konsumen tumbuh 5,3 persen mencapai Rp173,9 miliar dari periode tahun sebelumnya yang mencapai Rp165,2 miliar.

Seiring dengan pertumbuhan pembiayaan baru, di akhir Maret 2012 laba bersih Perseroan masih melanjutkan momentum peningkatan sebesar 63,3 persen dari Rp22,2 miliar menjadi Rp36,3 miliar. Sementara itu, total aktiva Perseroan telah menembus Rp3,12 triliun, tumbuh 70,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Buana Finance juga berencana membagikan dividen tunai sebesar Rp28,7 miliar atau sebesar Rp20 per saham dari keuntungan Perseroan tahun buku 31 Desember 2011. Herman menuturkan, secara keseluruhan total dividen untuk hasil usaha 2011 lalu setelah memperhitungkan dividen interim Rp50 per saham. (umi)

Vespa World Days 2024 di Pontedera, Italia

Vespa World Days 2024 Pecahkan Rekor di Pontedera

Vespa World Days 2024 telah sukses besar di Pontedera, Italia, menandai 140 tahun Piaggio Group dan 78 tahun Vespa diproduksi di kota tersebut.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024