- VIVAnews/ Muhamad Solihin
VIVAnews - Pemerintah merumuskan sejumlah solusi untuk menekan defisitnya anggaran akibat subsidi energi, seiring kemungkinan tidak naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Salah satu solusi tersebut, yakni melakukan gerakan penghematan nasional dan pembatasan atau pengendalian untuk mengurangi secara signifikan penggunaan BBM bersubsidi.
Menurut Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (PUSKEPI) Sofyano Zakaria, semestinya pemerintah segera memberikan tindakan nyata dan jangan hanya sebatas himbauan semata.
"Misalnya, himbauan agar Pertamina melarang menjual BBM bersubsidi di kawasan elit, semestinya segera dilaksanakan dan jangan ditunda-tunda lagi," kata dia saat dihubungi VIVAnews di Jakarta, Jumat 27 April 2012.
Selain itu, dia menambahkan, Pertamina segera menyetop atau mencabut izin penjualan atau peredaran BBM di pool-pool taksi dan kendaraan umum lainnya. Sebab, hal itu disinyalir menjadi modus penyelewengan dalam pembatasan pemakaian BBM bersubsidi untuk kendaraan di atas 1.500 cc.
"Coba saja Anda tanya ke supir-supir taksi eksekutif berjenis Alphard dan Mercy, mereka biasa mengisi Premium di poolnya. Terus, kalau bos-bos atau oknum membawa kendaraan mewahnya ke pool itu dan mengisi BBM bersubsidi, itu siapa yang bisa awasi," tutur Sofyano.
Ledakan Terdengar di Bandara hingga Pusat Nuklir Iran
Rudal Israel telah menghantam sebuah lokasi di Iran pada Jumat, 19 April setelah beberapa hari Teheran melancarkan serangan pesawat tak berawak ke Israel.
