- VIVAnews/Tri Saputro
VIVAnews - Investor di lantai bursa sepertinya masih mencermati perkembangan krisis keuangan di Yunani. Terbukti, pergerakan indeks saham global maupun regional tak menentu.
Indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia kembali terkoreksi 2,5 poin atau 0,07 persen ke level 3.979,02 pada awal transaksi Kamis 24 Mei 2012. Pada prapembukaan pagi tadi, indeks juga melemah 3,66 poin atau 0,09 persen di posisi 3.977,91.
Menurut analis PT Phillip Securities Indonesia, Armand Dharmasana, kekhawatiran pelaku pasar modal akan keluarnya Yunani dari Uni Eropa terus membayangi sehingga bursa saham masih bergerak tidak menentu.
"Namun, para pemimpin Eropa sepertinya akan bekerja keras mencegah krisis utang tersebut menular ke kawasan lainnya," kata dia dalam risetnya kepada VIVAnews.
Bursa saham Amerika Serikat juga berfluktuasi pada akhir transaksi Rabu waktu New York, terpengaruh berita kemungkinan Yunani keluar dari zona Eropa.
Setelah sempat jatuh 191 poin, indeks Dow Jones Industrial Average berakhir dengan koreksi 6.66 poin atau 0,1 persen ke 12.496.15. Sedangkan index S&P 500 menguat 2,23 poin atau 0,2 persen menjadi 1.318,86. Indeks Nasdaq Composite juga ditutup menguat 11,04 poin atau 0,4 persen di 2.850,12.
Saham Asia
Sementara itu, saham Asia bergerak stabil tapi tetap rentan terkoreksi pada perdagangan hari ini di tengah tanda-tanda para pemimpin Eropa tidak dapat memberikan tindakan berarti untuk mengatasi krisis utang yang mendera wilayah tersebut.
"Meski aksi jual investor asing mulai mereda, itu bukan pertanda baik untuk pasar karena ketidakpastian di Eropa kembali terjadi," kata Ham Sung-sik, analis Daishin Securities di lantai bursa Korea, seperti dilansir laman Reuters.
Tercatat, indeks MSCI Asia-Pasifik di luar bursa saham Jepang hanya naik 0,2 persen. Sedangkan indeks saham Jepang, Nikkei 225 rata-rata menguat tipis 0,4 persen. (umi)