Peringkat 5 ASEAN, Ini Kata Dinas Pariwisata

Pesona alam Bali
Sumber :
  • http://mostbeautifullisland.blogspot.com

VIVAnews World Economic Forum ‘The ASEAN Travel & Tourism Competitiveness Report 2012’ melaporkan Indonesia menempati posisi kelima dalam bidang pariwisata. Pemeringkatan ini merujuk pada hasil Travel and Tourism Index yang menilai 139 negara di seluruh dunia.

Berdasarkan laporan tersebut, tiga negara di Asia Tenggara menempati posisi tertinggi sebagai negara dengan daya saing sektor pariwisata dan perjalanan wisata terbaik. Ketiga negara itu adalah Singapura, Malaysia, dan Thailand.

Indonesia yang pernah jaya di sektor ini dengan andalan Pulau Bali sebagai tujuan wisata, justru hanya menempati posisi kelima di antara negara tetangga. Peringkat Indonesia masih berada di bawah negara kecil namun kaya, Brunei Darussalam.

Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Abdul Kadir, mengatakan pemeringkatan itu seharusnya lebih spesifik ditujukan terhadap destinasi wisata. Abdul pun tak sepakat jika infrastruktur pariwisata Indonesia disebut lebih rendah dibanding negara tetangga.

“Infrastruktur yang mana? Kalau jumlah wisatawan mancanegara, kita punya lebih banyak dibanding negara tetangga. Tahun lalu saja jumlahnya 7,6 juta,” kata Abdul kepada VIVAnews, Minggu 3 Juni 2012.

Ia mengakui, jumlah wisatawan mancanegara yang mendatangi Malaysia, Singapura, dan Thailand memang sudah lebih dari 10 juta setahun. Namun dirinya yakin jika dilihat dari sisi pertumbuhan, Indonesia patut berbangga karena jumlah wisman rata-rata naik mendekati 10 persen per tahun.

Suzuki Siapkan 66 Bengkel Siaga Dukung Mudik Lebaran 2024

“Kita dari 7 juta menjadi 7,6 juta, sedangkan pertumbuhan wisman mereka rata-rata hanya 6 persen,” ujar Abdul.

Dari sisi destinasi, lanjut Abdul, Indonesia adalah negara terakhir dalam rute penerbangan di ASEAN. Hal itulah yang menurutnya menjadi perjuangan berat bagi Indonesia untuk menggenjot pertumbuhan wisman. Ini terutama karena minimnya penerbangan ke daerah-daerah di Indonesia. “Infrastruktur itu tergantung ke destinasi. Kalau ke negara lain kan penerbangan banyak,” ucap Abdul.

Sementara jika dihitung dari multiplier effect-nya, Abdul yakin Indonesia lebih unggul dibanding negara tetangga karena di Indonesia terdapat 75 sektor yang terkena dampak pariwisata, seperti agrikultur dan manufaktur.

Kementrian pariwisata juga mengklaim, wisatawan yang datang ke Indonesia tidaklah sama dengan peminat pariwisata negeri tetangga. Pariwisata Indonesia, kata Abdul, memiliki wisata minat khusus, bukan mass tourism. Dia mencontohkan, turisme massal itu seperti ke Bali dan Jakarta.

“Sedangkan ke Raja Ampat misalnya, kan hanya bagi wisman yang suka diving. Rata-rata mereka tinggal di sana sebulan. Tapi kalau di Malaysia rata-rata paling lama hanya 7 hari,” ujar Abdul.

Sementara dari sisi infrastruktur, Abdul beralasan, jika pariwisata dengan minat khusus seperti mendaki gunung ditangani dengan perbaikan infrastruktur jalan di gunung itu, maka hal itu tidak akan menjadi pengalaman khusus lagi. “Nggak asyik kalau jalannya diaspal, karena nggak dapat pengalaman bertualangnya,” ujar Abdul.

Ilistrasi moisturizer

Wajah Sering Kena Matahari Jangan Abaikan Penggunaan Moisturizer

Moisturizer telah lama menjadi bagian dari rutinitas perawatan kulit. Moisturizer atau pelembap telah terbukti dapat meningkatkan kadar air di stratum korneum.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024