Dana Riset RI Kalah dari Malaysia

Peneliti riset dengan mikroskop
Sumber :
  • sefora.org

VIVAnews - Ketua Komite Inovasi Nasional (KIN) Muhammad Zuhal menilai bahwa dana untuk riset dan pengembangan di Indonesia saat ini belum mencapai batas minimal yang diamanatkan Unesco dan PBB, yakni minimal satu persen dari produk domestik bruto (GDP).

Pembakar Al-Quran Salwan Momika 'Diusir' dari Swedia, Kini Pindah ke Norwegia

Saat ini, menurut Zuhal, dana riset dan pengembangan Indonesia adalah 0,15 persen dari PDB. "Dana ini jauh di bawah Jepang yang sebesar 3,5 persen dan India 1,5 persen. Bahkan, Malaysia sebesar 0,5 persen," kata dia di sela acara International Symposium yang digelar Kadin dan Honda Foundation di The Ritz Carlton, Jakarta, Selasa 12 Juni 2012.

Dana yang digunakan untuk riset dan pengembangan, dia menambahkan, tidak selalu berasal dari pemerintah secara keseluruhan, tetapi bisa melibatkan pihak swasta. "Di negara yang sudah maju, 80 persen dana ini datang dari pihak swasta. Kita nggak, karena swasta tidak diberikan insentif," ungkap Zuhal.

Zuhal menuturkan, di luar negeri, jika perusahaan swasta melakukan riset, perusahaan tersebut dibebaskan dari pajak. Hal itu yang membuat banyak perusahaan menjadi semakin tertarik untuk melakukan riset.

"Saran dari kami, dana riset dan pengembangan harus minimal satu persen dari PDB," ujarnya.

Dia menambahkan, dana tersebut bisa dialokasikan dalam bentuk partisipasi pemerintah sebesar 40 persen, BUMN 30 persen, serta swasta dalam dan luar negeri 30 persen. "Jangan semuanya ditanggung pemerintah, uangnya mungkin tidak ada," tuturnya.

Ia mengungkapkan, jika pemerintah berhasil membangun riset yang besar akan berujung pada inovasi. "Kalau sekarang, yang ada hanya riset-riset yang kecil-kecil," ujarnya.

Zuhal menilai, riset yang sekarang dilakukan, alih-alih untuk membuat inovasi, malah ditujukan untuk mengejar kenaikan pangkat bagi para dosen dan penelitinya. "Kecil-kecil, belum sampai ke tahap yang komersial," jelasnya.

Ia menegaskan, sebetulnya riset yang sampai pada tahapan komersial yang bisa disebut sebagai inovasi. "Kalau sampai pada tahap penemuan di universitas saja, itu namanya baru invention," tutur Zuhal. (art)

Duel Vietnam vs Timnas Indonesia

Menakar Peluang Timnas Indonesia Lolos ke Piala Dunia 2026, Ada Berapa Tahap Lagi?

Harapan pecinta sepakbola melihat Timnas Indonesia berlaga di Piala Dunia kembali muncul. Masih ada berapa tahap lagi untuk bisa lolos ke Piala Dunia 2026?

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024