- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews- Krisis global di kawasan Eropa menjadi pertimbangan khusus dalam menentukan asumsi makro tahun depan. Kehati-hatian pemerintah itu ditunjukkan dalam penentuan asumsi makro 2012 dalam rentang yang cukup lebar.
Untuk pertumbuhan ekonomi 2013, pemerintah memproyeksikan di kisaran 6,8-7,2 persen. Sedangkan inflasi ditetapkan 4,4 hingga 5,4 persen. Pemerintah akan menjaga pasokan bahan pokok terutama dari dalam negeri, khususnya untuk antisipasi impor yang diperkirakan terus melonjak.
Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara Kementerian Keuangan, Budiarso Teguh Widodo menjelaskan tingkat suku bunga SPN tiga bulan diperkirakan rata-rata 4,5 - 5,5 persen. Asumsi itu berdasarkan membaiknya perekonomian global meski terdapat risiko kawasan Eropa dan likuiditas global yang masih tinggi.
"Obligasi pemerintah yang masih dianggap investor sebagai instrumen yang aman dan menarik," di Gedung DPR, Jakarta Senin 18 Juni 2012.
Untuk harga minyak mentah Indonesia, (Indonesia Crude Price/ICP), pemerintah mematok kisaran di US$95-120 per barel. Proyeksi harga minyak itu berdasarkan perkembangan realisasi ICP dan harga minyak dunia. Prediksi harga minyak dunia di 2013 dari berbagai sumber dan masih tingginya ketidakpastian kondisi global.
Terkait lifting minyak bumi diperkirakan akan ada di kisaran 890-930 ribu barel/hari. Asumsi baru yang akan diterapkan tahun depan yaitu, Lifting gas, akan dipatok sebesar 1.325-1.390 ribu barel setara minyak/hari.
"Proyeksi berdasarkan perkembangan produksi 2012 dan peningkatan produksi serta perkiraan adanya tambahan produksi dari pengembangan lapangan baru," jelasnya.
Asumsi yang lain yaitu nilai tukar, menggunakan asumsi Rp9.000-9.300 per dolar AS pada 2013.
Manfaatkan Momen Libur Lebaran, Verrell Bramasta Boyong Keluarga Pergi ke Jepang
Tak main-main, Verrell Bramasta bersama keluarga akan menghabiskan waktu liburan di Jepang selama kurang lebih dua minggu.
