Freeport Ungkap Mengapa Royalti Emas 1%

Presiden Director PT Freeport Indonesia
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVAnews - PT Freeport Indonesia mengakui royalti emas dalam kontrak karya II yang ditandatangani pada 1991 masih kecil. Alasannya, emas merupakan produk turunan dari tambang Grasberg.

Kondisi Tragis di Gaza, FYP Minta Yordania-Mesir Buka Perbatasan untuk Bantuan Kemanusiaan

Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Rozik B Soetjipto, menjelaskan, Freeport mulai beroperasi di Indonesia pada 1967, saat kontrak karya untuk pertama kali ditandatangani. Sementara itu, royalti baru mulai diterapkan pada 1973, saat pertama kali proyek Ertsberg beroperasi.

Pada 1988, cadangan Grasberg ditemukan. Selanjutnya, pada 1991, untuk kedua kalinya, PT Freeport Indonesia menandatangani kontrak karya baru dengan masa berlaku 30 tahun dan opsi dua kali perpanjangan 10 tahun hingga 2041.

"Royalti diutamakan pada tembaga, karena dari hasil eksplorasi itu, mineral utama itu tembaga dan mineral ikutan emas serta perak. Jadi, proses yang dilakukan ditujukan untuk mengangkat tembaga guna menjadi konsentrat, proses itu terbawa emas dan perak," kata Rozik dalam kunjungannya ke redaksi VIVAnews pekan ini.

Karena produk ikutan, Rozik melanjutkan, maka pada 1991, royalti emas ditentukan pada angka 1 persen dan berlaku tetap. Hal ini berbeda dengan royalti tembaga yang berkisar 1,5-3,5 persen mengikuti harga pasar.

Royalti saat itu kecil, karena Freeport pada waktu itu membutuhkan investasi yang sangat besar untuk membangun proyek Grasberg. Pada 1991, harga komoditi seperti emas dan tembaga juga sangat murah dan menentukan penetapan besaran royalti pada waktu itu.

"Emas pada waktu itu US$300 per ounces dan tembaga hanya US$90 sen/lb.Sekarang emas sudah sekitar US$1.600-1.700 per ounces dan tembaga US$3,5-4/lb," katanya.

PT Freeport Indonesia sudah menyatakan bersedia untuk menaikkan royalti terkait renegosiasi kontrak karya pertambangan, salah satunya adalah menaikkan besaran royalti emas dan tembaga. (art)

Ilustrasi menabung.

Generasi Muda Harus Cerdas Finansial Dalam Menabung dan Kelola Keuangan

Sebagai generasi penerus bangsa dengan akses yang luas terhadap produk dan layanan keuangan, anak muda seharusnya bisa lebih bijak merencanakan serta mengelola keuangan. 

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024