Pebisnis Kebab Ini Pernah Ditinggalkan Karyawannya

Ardiansyah Murdiawan Saputra
Sumber :
  • VIVAnews/Alfin Tofler

VIVAnews – Sebagai wirausahawan baru, tentu banyak masalah yang harus dihadapi oleh Ardi, nama panggilan dari pemilik franchise atau waralaba Corner Kebab.

Simak Profil Pemain Drakor Night Has Come, Dipenuhi Oleh Aktor dan Aktris Populer!

Namun, berbagai masalah itu dianggap pria bernama lengkap ini bukan sebagai hambatan, melainkan tantangan yang harus diselesaikan.

"Menurut saya, dalam berwirausaha tidak ada hambatan, yang ada hanya tantangan," ujar Ardi ketika berbincang dengan VIVAnews di Jakarta, belum lama ini.

Yusril Sindir Mahfud soal Narasi dan Petitum Gugatan Sengketa Pilpres Tak Sejalan

Walaupun demikian, Ardi mengungkapkan bahwa ada satu kejadian yang sulit untuk dilupakannya hingga saat ini. Kejadian itu bermula saat Corner Kebab pertama kali berdiri pada 2007. Saat itu, ia ditinggalkan seluruh karyawannya.

Dirinya mengaku tidak tahu alasannya, mengapa mereka meninggalkannya. Yang ia tahu, hanya salah satu dari karyawannya itu pulang ke kampungnya di Surabaya, sedangkan yang lain mengikuti. Termasuk, ikut tidak kembali. “Yang tinggal bersama saya tinggal satu orang," kenangnya.

Bareskrim Bongkar Sindikat BBM Pertamax Palsu, Manajer hingga Pengelola SPBU jadi Tersangka

Ardi memperkirakan, karyawannya berasal dari tempat yang sama, sehingga memiliki keterikatan secara daerah dan kompak untuk tidak kembali.

Atau alasan lainnya, menurut dia, yang paling mungkin adalah mereka merasa jauh dari kampungnya di Surabaya, karena harus bekerja di Jakarta. "Tapi, usaha harus terus berlanjut. Jadi, kami mulai lagi rekrut karyawan baru," ujarnya.

Bukan hanya datang dari pekerjanya, Ardi menuturkan, tantangan sebelumnya juga datang dari orang tuanya pada saat ia memutuskan keluar dari pekerjaannya di Batam dan berwirausaha.

"Tentu, orang tua heran, mengapa saya ingin berhenti, padahal di pekerjaan saya semua fasilitas mencukupi," ujarnya. 

"Pada awalnya, orang tua memang protes, tapi karena mereka melihat prosesnya, akhirnya malah mendukung," tambahnya.

Sebelum membuka gerai kebabnya di Jakarta, Ardi juga pernah mendirikan lembaga belajar mengajar privat di Surabaya. Selain itu, ia pernah membuka servis komputer untuk mahasiswa.

“Yang jelas, keliling-keliling, tapi paling sebulan hanya dapat penghasilan Rp500 ribu sampai Rp1 juta," tuturnya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya