- VIVAnews/ Muhamad Solihin
VIVAnews - Nilai transaksi yang dicanangkan Kementerian Perdagangan ketika menggelar Trade Expo Indonesia melampaui target sebelumnya US$2 miliar. Dari nilai transaksi itu, di antaranya akan diperoleh dari proyek di Afrika.
"Tahun ini, nilai transaksi mencapai US$3 miliar," ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Gusmardi Bustami, di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis 25 Oktober 2012.
Menurut Gusmardi, dari total nilai transaksi tersebut, sebesar US$1 miliar diperoleh dari penyelenggaraan Trade Expo. Sementara itu, tambahan US$2 miliar berpotensi diperoleh setelah melakukan pembahasan kontrak dengan Afrika Selatan untuk pembangunan 53 gedung parlemen di Benua Afrika.
Dari total nilai transaksi US$1 miliar, sebesar 78 persen berasal dari produk barang dan 22 persennya jasa. Untuk komposisi barang yang paling diminati pembeli adalah produk otomotif dan komponen lanjutannya yang mencapai 31 persen.
Diikuti oleh pesawat dan komponennya sebesar 20,11 persen, sedangkan produk elektronik serta listrik 18,06 persen. Selanjutnya peralatan minyak dan gas (7,73 persen), produk kayu (5,45 persen), kimia (3,7 persen) dan produk lainnya (13,89 persen).
Trade Expo kali ini diikuti oleh 1.300 peserta dari perusahaan besar, menengah, dan kecil yang berasal dari seluruh Indonesia. Secara umum, pameran ini dikunjungi oleh 5.430 pembeli dari 95 negara. Jumlah pembeli terbesar berasal dari Nigeria (11,27 persen), Malaysia (6,10 persen), India (4,11 persen), Amerika Serikat (4,11 persen), dan Bangladesh (3,79 persen).
"Komposisi ini menunjukkan keberhasilan diversifikasi dari pasar-pasar tradisional," imbuhnya. (sj)
Ganjar soal Prabowo Bakal Rangkul Lawan Politik: Saya Lebih Baik di Luar Pemerintahan
Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo menegaskan tetap berada di luar pemerintahan sebagai penyeimbang. Tak berminat untuk bergabung dalam koalisi Prabowo-Gibran.
