- VIVAnews/ Muhamad Solihin
VIVAnews - Emas naik tipis pada transaksi Senin 29 Oktober 2012, didorong membaiknya data perekonomian AS yang mengangkat harga logam mulia pada sesi sebelumnya.
Namun, menguatnya nilai tukar dolar AS atas sebagian mata uang utama dunia membuat keuntungan emas terbatas.
Kantor berita Reuters melaporkan, harga emas di Singapura naik US$4,55 per ons menjadi US$1.715,31, masih jauh di bawah level tertinggi 11 bulan terakhir yang terjadi pada awal Oktober sebesar US$1.795.
Sedangkan harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember naik US$4,30 menjadi US$1.716,20.
Pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal ketiga melaju dua persen, sesuai dengan perkiraan beberapa analis. Ini lantaran lonjakan belanja pemerintah dalam tiga tahun ini, serta dikombinasikan dengan meningkatnya konsumsi rumah tangga dan lonjakan pembangunan rumah.
Catatan analis emas dari salah satu broker terbesar di Jakarta, Imam G, selama sepekan emas berjangka turun 0,7 persen. Sementara itu, di pasar spot emas pada sesi Jumat ditutup naik US$1,30 atau 0,08 persen yang berakhir pada US$1.712,70 dan mencatatkan kerugian sepekan sebesar US$10,45 atau 0,6 persen.
Selama sesi perdagangan minggu lalu, tekanan jual yang cukup besar pada pasar saham dan emas akibat buruknya hasil laporan keuangan sebagian besar perusahaan. Selain itu, juga terjadi kekhawatiran krisis keuangan Eropa yang tak kunjung selesai mendorong banyak investor untuk berburu dolar AS.
"Memasuki sesi perdagangan hari ini, kami memperkirakan emas bakal diperdagangkan pada kisarna US$1.724,50 - US$1.709,50," katanya dalam laporan hariannya.
Sementara itu harga emas di Divisi Logam Mulia PT Aneka Tambang Tbk, Senin ini diperdagangkan pada Rp577.200 per gram. Sedangkan harga beli kembali Rp508.000. (asp)
Mudik Lebaran 2024 Dinilai Beri Dampak Positif untuk Perekonomian Indonesia
Masyarakat baru saja merayakan Puasa Ramadan dan Lebaran Hari Raya Idul Fitri 2024, pada momen itu mayoritas masyarakat menjalankan tradisi mudik ke kampung halaman. Dari
