BI Ungkap Penyebab Ketimpangan Ekspor dan Impor RI

Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution
Sumber :
  • REUTERS/Enny Nuraheni

VIVAnews - Bank Indonesia menilai masuknya investasi asing ke Indonesia lebih dominan mengarah pada pasar dalam negeri, tidak berorientasi ekspor. Hal iniĀ  berdampak pada timpangnya struktur ekspor dan impor Indonesia.

Grebeg Kupat Tumpeng Syawalan di Kota Batu Tetap Meriah Meski Hujan Gerimis

Arahan investasi yang masuk berorientasi pada ekspor, sangat perlu untuk mendukung perekonomian pada masa mendatang.

"Kami melihat, dalam 2-3 tahun terahkir ini investasi asing mayoritasnya berorientasi pada pasar dalam negeri," kata Gubernur BI Darmin Nasution, di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Senin 12 November 2012.

Darmin menjelaskan, tingginya impor dibandingkan ekspor disebabkan ekonomi dunia yang melambat. Untuk itu, perlu ada penguatan pasar dalam negeri untuk menopang pertumbuhan ekonomi di waktu-waktu mendatang. Sayangnya, penguatan ini justru banyak dimanfaatkan investor asing, bukan wirausaha lokal.

Sebab itu, Darmin mengatakan, Indonesia masih memerlukan penciptaan wirausaha muda untuk mengakomodasi kebutuhan pasar dalam negeri. "Penciptaan entrepreneurship bisa mendukung perekonomian Indonesia," ujarnya.

Ia menyebutkan, untuk mendukung terciptanya entrepreneurship, perlu ada langkah-langkah yang dilakukan pemerintah, seperti adanya arahan nasional yang mendorong program tanggung jawab sosial (corporate social responsibility/CSR) perusahaan lebih difokuskan untuk melahirkan wirausaha muda dan melakukan pendidikan keterampilan yang relevan dengan bangsa Indonesia.

"Kita tahu, setiap perusahaan mempunyai kegiatan CSR. Punya kegiatan-kegiatan yang sifatnya sosilal ataupun ekonomi. Apalagi, bertambahnya wirausaha bisa menopang pertumbuhan ekonomi kita," kata Darmin. (asp)

Hakim Konstitusi Enny Nurbaningsih

Hakim MK Buka Suara soal Megawati Ajukan Amicur Curiae Terkait Sengketa Pilpres 2024

Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) sedang mendalami amicus curiae atau sahabat pengadilan yang diajukan beberapa tokoh terkait sengketa hasil perselisihan Pilpres 2024 (PHPU)

img_title
VIVA.co.id
17 April 2024