Ini Alternatif Kementerian PU Pengganti Rusun Ciliwung

alternatif kementerian PU untuk pengganti rusun diatas ciliwung
Sumber :
  • Kementerian Pekerjaan Umum

VIVAnews - Kementerian Pekerjaan Umum menyarankan agar Pemerintah Daerah DKI Jakarta yang bekerja sama dengan Kementerian Perumahan Rakyat untuk mengurungkan niatnya dalam membangun rumah susun sewa (rusunawa) yang akan dibangun di atas kali Ciliwung.

Indonesian Students Victim of Germany Human Trafficking Mostly In Debt

Kementerian berasalan, banyak yang hal yang bisa menjadi masalah jika rusunawa yang akan dibangun setinggi 15 meter di atas permukaan sungai itu terealisasi. Salah satunya adalah menempatkan warga dalam kondisi yang lebih berbahaya jika terjadi bencana yang tak terduga.

Untuk itu, Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum memberikan beberapa alternatif yang bisa dipilih. Dalam peta yang dikirim kepada VIVAnews, terlihat ada tiga lokasi yang bisa dijadikan pengganti rusunawa di atas sungai tersebut. Dua adalah usulan dari kementerian, sedangkan satu lagi adalah usulan dari Pemda DKI.

KPU Sebut Gugatan Ganjar-Mahfud yang Singgung Jokowi Salah Sasaran

Lokasi alternatif pertama adalah daerah bantaran sungai yang bersisian dengan Jalan Manggarai Selatan IV,V, dan VI.

Rusunawa yang bisa dibangun di lahan ini adalah sebanyak lima twin block, dengan masing-masing memiliki lima lantai dan mampu menampung 490 kepala keluarga.

Sopir Truk Penyebab Kecelakaan di GT Halim Ternyata Masih Anak-anak, Bos Akan Diperiksa

Untuk kebutuhan ini, kementerian memperkirakan diperlukan lahan seluas 23 ribu meter persegi dan dana untuk pembebasan lahan Rp46 miliar, dengan asumsi harga tanah per meter persegi Rp2 juta.

Sedangkan untuk kebutuhan konstruksi diperlukan dana sekitar Rp60 miliar, dengan asumsi dana konstruksi per twin block Rp12 miliar. Namun, dengan dipilihnya lokasi ini akan berdampak pada 440 kepala keluarga yang tinggal di lokasi tersebut atau 1.350 jiwa.

Kementerian juga mengungkapkan, beberapa kekurangan dibangunnya rusunawa di lokasi ini. Pertama, karena lahan yang digunakan adalah lahan yang telah ada, yang mayoritas sudah berdiri hunian padat dan kumuh.

Kedua adalah lahan ini berada di bantaran sungai Ciliwung yang belum ternormalisasi. Selain itu, lahan ini juga berada dalam daerah rawan banjir setinggi 2-4 meter, nilai lahan akibat rencana pembangunan masih berupa spekulasi, belum ada pendataan mengenai jumlah warga yang akan terdampak dan juga status lahan belum terdata.

Selain itu, pemanfaatan ruang ini di rencana tata kota DKI akan dibangun sebagai perumahan tipe kecil. Sedangkan keuntungannya adalah akses ke lokasi ini mudah dicapai.

Berikutnya adalah alternatif kedua yang diusulkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum yang lokasinya dekat dengan Jl Jatinegara Barat. 

Di lokasi ini, diperkirakan akan dibangun empat twin block rusunawa masing masing setinggi lima lantai dengan kapasitas tampung sebanyak 392 kepala keluarga.

Untuk membangun rusunawa ini dibutuhkan lahan seluas 18.400 meter persegi dan dana pembebasan lahan sebesar Rp37 miliar, dengan asumsi harga tanah Rp2 juta per meter perseginya.

Sedangkan untuk dana konstruksinya, diperkirakan memerlukan dana senilai Rp48 miliar dengan asumsi dana pembangunan per twin block sebesar Rp12 miliar. 

Untuk lokasi kedua ini, pembangunan akan berdampak pada 565 kepala keluarga atau menurut data tahun 2011 sebanyak 1.760 jiwa.

Sedangkan kendala yang akan dihadapi dengan memilih lokasi ini masih sama dengan lokasi alternatif pertama, yaitu:

1. Penggunaan lahan yang sudah ada yang mayoritas hunian padat dan kumuh

2. Berada di bantaran sungai yang belum tertata

3. Akses mudah dicapai (dekat sentra aktivitas)

4. Daerah rawan banjir (3-8 meter)

5. Pemanfaatan ruang di Rencana Kota DKI sebagai perumahan tipe kecil

6. Spekulasi nilai lahan akibat rencana pembangunan

7. Belum ada pendataan jumlah warga yang terdampak

8. Status lahan belum terdata

Sementarai itu, alternatif lokasi pembangunan Rusunawa yang ketiga dan diusulkan oleh Pemda DKI terdapat di antara dua usulan yang diberikan oleh Kementerian PU.

Untuk lokasi ketiga ini nantinya, kementerian memperkirakan akan bisa dibangun tiga menara dengan masing-masing mempunyai 15 lantai dan dengan daya tampung 624 kepala keluarga (satu menara 208 kepala keluarga).

Untuk pembangunan di lokasi ini, dibutuhkan lahan seluas 34,8 ribu meter persegi dan diperkiraan dana yang dibutuhkan untuk pembebasan tanah sekitar Rp69 miliar, termasuk di dalamnya penggantian kerugian unit usaha.

Untuk dana konstruksi, nantinya diperlukan sekitar Rp 225 miliar dengan biaya per menara senilai Rp75 miliar.

Namun, untuk lokasi ketiga ini kementerian belum bisa mengidentifikasi berapa kepala keluarga yang terdampak jika proyek ini terealisasi. Sedangkan berdasarkan perkiraan data pada 2011 akan ada 2.685 jiwa yang terdampak.

Untuk lahan ini, kendala dan keuntungan yang ada di lapangan adalah sebagai berikut.

1. Penggunaan lahan yang sudah ada mayoritas unit usaha kecil (perkayuan) dan hunian bantaran sungai

2. Berada di bantaran sungai yang belum tertata

3. Akses mudah dicapai

4. Daerah rawan banjir (2-4 meter)

5. Spekulasi nilai lahan akibat rencana pembangunan

6. Belum ada pendataan jumlah warga yang terdampak

7. Status lahan milik Pemda DKI (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya