IPO Waskita Alami Kelebihan Permintaan

Konstruksi
Sumber :
  • Vivanews/Nurcholis Anhari Lubis

VIVAnews - Penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) PT Waskita Karya disambut positif investor. Hal itu, terlihat dari permintaan saham perseroan selama pembentukan harga (book building) yang mengalami kelebihan permintaan (oversubscribe) hingga sembilan kali dari jumlah saham yang dilepas ke publik.

Terpopuler: Negara Tanpa Malam hingga Olahraga Ringan Setelah Lebaran

"Sejak book building hingga (sebelum) penawaran kemarin (Selasa, 12 Desember 2012) dan hari ini, pesanan yang masuk sudah mencapai 27 miliar lembar saham. Berarti, sudah lebih sembilan kali lipat dari jumlah saham yang kita lepas," kata Direktur Utama Waskita, M. Choliq di Jakarta, Kamis 13 Desember 2012.

Adapun jumlah saham perdana yang dilepas dalam aksi IPO kali ini adalah sebanyak 3,082 miliar saham (32 persen dari modal yang ditempatkan). Perseroan juga melepas 192,6 juta saham baru (dua persen dari modal yang ditempatkan).

Terpopuler: Deretan Negara Bantu Israel, Pendeta Gilbert Dilarang ke Makassar hingga Iran Diserang

Choliq menyebutkan, investor institusi mendominasi pemesanan saham selama book building. Sedangkan investor ritel tidak terlampau besar. "Selama book building kita datangi ke sekitar 100 investor besar," kata dia.

Dari hasil book building, lanjut dia, perseroan menetapkan harga saham perdananya di level Rp380 per lembar saham, dari kisaran harga penawaran awal di kisaran Rp320-Rp405 per lembar saham.

Ramalan Zodiak Sabtu 20 April 2024, Sagitarius: Hati-hati dengan Teman Dekat

Bagi investor, kata Choliq, harga saham perdana Rp380 bukan kerendahan, juga bukan pada level maksimal. Ia mengaku bahwa proses IPO perseroan digelar pada waktu yang tepat, yaitu saat kondisi pasar dan saham konstruksi sedang booming. "Jadi, kendati harga saham perdana dipatok mendekati level tertinggi, minat investor pun tetap tinggi," ujarnya.

Investor Relation Waskita, Agus Sugiono menambahkan, setelah penetapan harga Rp380, permintaan pasar pun tetap tinggi. "Informasi terakhir permintaan yang masuk sudah dua kali lipat, saat harga ditetapkan," kata Agus. 

Dia menguraikan dana hasil IPO yang ditargetkan sebesar Rp1,17 triliun akan dialokasikan untuk modal kerja sebanyak 60 persen, dan 40 persen sisanya untuk pengembangan usaha.

"Nanti capex (belanja modal) tahun depan sebesar Rp150 miliar diambil dari porsi 60 persen itu. Sisanya untuk upah, sub kontraktor, dan lainnya," kata Agus.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya