Investor Asing Terhambat Infrastruktur Pelabuhan Tanjung Priok

Bongkar Muat Kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVAnews - Menteri Perindustrian, MS Hidayat, mengatakan ada sekitar 40 sektor industri di luar negeri yang berencana investasi di Indonesia. Namun, mereka mengeluhkan minimnya infrastruktur pendukung di Indonesia, khususnya di pelabuhan Tanjung Priok.

Hidayat menjelaskan para calon investor tersebut menuntut adanya perbaikan dari pemerintah. "Kalau tidak mereka akan mempertimbangkan lagi investasi di Indonesia," ujarnya di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin, 21 Januari 2013

Menurut mantan Ketua Umum Kadin ini pembenahan pelabuhan dari mulai waktu tunggu keluarnya barang (dwelling time) dan pembenahan-pembenahan lain guna menekan biaya logistik, merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi Indonesia agar mampu bersaing pada Asean Community 2015.

"Kita mimpinya dwelling time bisa 2 hari kalau kita mau kompetisi antar Asean, dengan cara penataan di pelabuhan Tanjung Priok sesuai dengan standar internasional," katanya.

Direktur Utama Pelindo II, RJ Lino, mengakui infrastruktur dan pelayanan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai salah satu pelabuhan tersibuk di Indonesia tersebut masih buruk. Pelabuhan Tanjung Priok menampung sebesar 60 persen dari jumlah kontainer yang melakukan aktivitas ekspor-impor di Indonesia.

Jumlah tersebut, kata Lino, akan terus mengalami peningkatan. Namun, sayangnya pengembangan infrastruktur penunjang di pelabuhan tersebut masih belum maksimal. Tidak hanya infrastruktur, birokrasi yang berbelit-belit membuat dwelling time menjadi lama. Akibatnya, biaya logistik yang dikeluarkan para investor ikut membengkak.

"Kita melihat mata rantai kita terputus antara pelabuhan, bea cukai dan karantina, sehingga setiap kantong butuh dokumen dan itu membuat dwelling time menjadi lama," tambahnya.

Lino meminta pemerintah untuk ikut mencari solusi masalah ini, karena koordinasi antar lembaga seperti Bea Cukai dan Karantina di luar wewenangnya sebagai pengelola pelabuhan. "Ada bagian yang bukan bagian Pelindo II, salah satunya adalah koordinasi," katanya.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Keuangan, Agus Martowardojo mengatakan pemerintah terus melakukan perbaikan-perbaikan seperti menekan dwelling time saat ini yang mencapai 4,7 - 6,7 hari.

Salah satu upaya yang dilakukan dengan penerapan sistem pintu otomatis di Jakarta International Container Terminal (JITC) yang sudah dimulai pada hari ini. Sistem tersebut diharapkan dapat mengefisienkan proses pre-clearence yang harus dilalui para importir dan eksportir yang melakukan kegiatan di pelabuhan.

Fenomenal, 8 Fakta Menarik Buku Habis Gelap Terbitlah Terang

Sistem otomatis ini merupakan terobosan untuk meningkatkan kecepatan layanan keluar masuk kontainer dari kawasan Tempat Penampungan Sementara (TPS). 

"Sistem ini dilakukan secara otomatis jadi tidak perlu ada petugas lagi secara fisik di jalur keluar masuk pelabuhan," kata mantan Dirut Bank Mandiri ini.

Agus Marto meminta JICT untuk membangun Tempat Pemeriksaan Fisik Terpadu (TPFT). Sistem tersebut tidak maksimal jika TPS tidak memiliki TPFT dalam jumlah yang memadai. Saat ini pelabuhan Tanjung Priok memiliki dua TPFT, sedangkan JICT belum memiliki TPFT. "Untuk itu saya mita JICT segera membangun TPFT tersebut," ujarnya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa, mengatakan pemerintah terus memperluas pembangunan sistem pelayanan birokrasi secara elektronik.

Dengan upaya-upaya tersebut, Hatta berharap, proses dwelling time di pelabuhan dapat ditekan hingga 4 hari pada 2013 dan akan terus menurun. Sehingga pada 2015, Indonesia dapat menghadapi kompetisi yang sengit dalam Asean Community 2015.

Coba-coba Bikin Mobil Listrik, Xiaomi Dibuat Kaget
Ilustrasi balap liar.

Balap Liar Maut di Bekasi, Pemotor Cewek Tewas Tertabrak

Viral di media sosial, aksi balap liar di Jalan Ahmad Yani, Bekasi Selatan, atau tepatnya di depan Stadion Patriot Candrabhaga.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024