Dirgantara Fokus pada Pesawat Penjaga

VIVAnews - PT Dirgantara Indonesia fokus mengembangkan pesawat kebutuhan penjagaan wilayah maritim atau coast guard. Peluang pasar dengan pesawat sistem pengamanan masih cukup besar. 
 
Direktur Utama Dirgantara Indonesia Budi Santoso mengatakan, saat ini kebutuhan negara-negara terhadap keamanan garis pantai dan perairan merupakan segmen tersendiri. 

"Pesawat patroli maritim yang berteknologi tinggi sangat dibutuhkan," tutur Budi setelah penandatanganan nota kesepahaman antara Dirgantara Indonesia dan perusahaan pemasok bahan pesawat asal Amerika, Alliant Techsystems Inc, Hotel Four Seasons, Jakarta, Rabu 11 Maret 2009.

Menurut dia, kebutuhan pesawat pengawal pantai tergantung pada tingkat kecanggihan. Umumnya, pesawat untuk patroli maritim yang dikejar memiliki bobot ringan dengan daya tahan yang cukup panjang. 

Hingga saat ini, Dirgantara menjalin kerja sama dengan Turki dan Korea Selatan. Budi menjelaskan, Dirgantara memperoleh kontrak dengan Turki memodifikasi sembilan pesawat dengan mesin CN 235 senilai US$ 30 juta. 
Selain itu, Dirgantara juga mendapat kontrak pembuatan empat unit pesawat baru dari Korea Selatan. Nilai kontrak ini mencapai US$ 93 juta." Sekarang kita sedang mengejar kontrak lain," kata Budi.
 
Jenis pesawat yang dikembangkan, menurut Budi, tergantung pada kebutuhan pengguna. "Pesawat canggih atau sederhana sesuai pesanan. Teknologi yang dipakai untuk mendeteksi kapal, terutama kapal selam," katanya. 
 
Pengembangan usaha yang dimulai sejak 2007, menurut Budi sudah mulai menunjukkan hasil. Dia mengatakan, untuk memulai usaha dari pendekatan hingga memperoleh kontrak memakan waktu tiga hingga empat tahun. "Kami akan fokus pada satu keahlian dulu, sambil menjajaki kemungkinan pasar lain," tutur Budi.

Puji MK Persilakan Pemohon Serahkan Kesimpulan Sengketa Pilpres, Refly: Luar Biasa
Detik-detik Serangan Israel ke Iran (Doc: Fox News)

Bursa Saham Asia Kompak Anjlok Imbas Ekskalasi Konflik Iran-Israel, BEI Buka Suara

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) selaku regulator bursa saham di Tanah Air mengakui bahwa eskalasi konflik antara Iran dan Israel telah membuat bursa saham melemah hari ini.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024