PU Minta Proyek Deep Tunnel Dihitung Rinci

Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews - Kementerian Pekerjaan Umum masih belum memutuskan untuk menyetujui ataupun menolak pembangunan deep tunnel atau terowongan multifungsi yang diusulkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Jeno NCT Ulang Tahun ke-24! Fakta Menarik Sang 'Kapten' NCT yang Jarang Diketahui

Menteri PU, Djoko Kirmanto, mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil kajian lebih lanjut dari proyek itu dari tim gabungan yang berisi para peneliti dari kementerian dan Pemda DKI.
Berhasil Gagalkan Penyelundupan Sabu, 2 Prajurit Pulanggeni Kopasgat TNI AU Dapat Penghargaan

"Setelah sebulan saya menunjuk tim teknis deep tunnel, hari ini mereka memaparkan temuan mereka. Pemaparannya adalah soal kondisi geologi, hidrologi, tanah, dan beberapa hal teknis lainnya," ujar Djoko di Jakarta, Senin 4 Maret 2013.
Cegah Kecurangan dalam Seleksi ASN, Menpan-RB Siapkan Teknologi Face Recognition

Djoko memutuskan, hingga saat ini, penghitungan yang dilakukan tim masih kurang detail dan terhitung dengan baik. Paparan tim masih belum menghitung biaya yang diperlukan untuk pembangunan terowongan yang mengikuti terowongan serupa di beberapa negara itu.

"Saya meminta tim untuk menghitung secara keseluruhan, bukan hanya total konstruksi," katanya.

Yang diminta untuk dihitung, menurut Djoko, termasuk perlengkapan keamanan, pengamanan terowongan, biaya perawatan, sirkulasi udara, operasi pemeliharaan, dan permasalahan kelistrikan.

Djoko menjelaskan, nantinya, terowongan tersebut akan dipasangi listrik untuk penerangan. Namun, jika musim hujan, ketika air mengalir, dipastikan sistem kelistrikannya akan rusak dan butuh perbaikan.

Nantinya, setelah perhitungan secara keseluruhan selesai, menurut dia, kementerian kembali akan menghitung berapa keuntungan yang dihasilkan tiap tahunnya dari terowongan sepanjang 26 kilometer itu.

"Nanti, kami kurangi saja kerugian akibat banjir dan kemacetan dengan biaya investasi tunnel ini," kata Djoko.

Keputusan mengenai terealisasi atau tidaknya proyek ini, Djoko menjelaskan, tergantung pada hitung-hitungan akhir. Apakah proyek ini memang bisa mengurangi keuntungan yang hilang akibat banjir dan kemacetan yang mampu diatasi.

"Pokoknya, nanti semuanya akan dihitung dalam life time proyek selama 50 tahun ke depan," ujarnya. (art)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya