Sumber :
VIVAnews -
Meningkatnya permintaan ekspor daging sapi dan kedelai Brazil mengancam keberadaan hutan Amazon yang termasuk dalam hutan tropis paling luas di dunia.
Aktivitas penggundulan hutan meningkat 30 persen pada 2010 akibat maraknya petani kedelai dan peternak sapi membuka lahan di hutan Amazon untuk memperluas produksi daging dan kedelai.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Aktivitas penggundulan hutan meningkat 30 persen pada 2010 akibat maraknya petani kedelai dan peternak sapi membuka lahan di hutan Amazon untuk memperluas produksi daging dan kedelai.
"Perdagangan merupakan pendorong utama deforestsasi di Brazil," kata Ahli Center for International Climate and Environmental Research, Oslo (Cicero) dalam Journal Environmental Research Letters yang dikutip oleh
Reuters
, Minggu 7 April 2013.
Ekspor daging sapi dan kedelai Brazil mencapai 2,7 miliar metrik ton emsii karbon akibat penghilangan hutan yang terjadi di Brazil selama satu dekade 2010. Jumlah ini, melebihi emisi gas rumah kaca dan negara seperti Mesir selama periode yang sama.
Kementerian Lingkungan Brazil mengklaim penggundulan hutan Amazon turun 27 persen antara Agustus-Juli 2012. Angka terendah sejak pemantauan hutan Amazon dilakukan sejak 1988. Hutan Amazon sendiri memiliki luas 5,2 juta kilometer persegi dan tempat bagi habitat unik yang terkenal seperti Anakonda, Boa, dan Piranha.
Permintaan dunia akan daging sapi dan kedelai Brazil bagaikan dua sisi pedang yang tajam. Di satu sisi dapat mengancam kelestarian hutan Amazon namun di sisi lain ekonomi Brazil ditopang oleh dua komoditas tersebut.
Peneliti menyarankan agar ada label atau informasi impor sebagai panduan bagi konsumen, sehingga konsumen mengetahui bahwa produk yang ia beli dapat membahayakan lingkungan. Selain itu, sertifikasi hutan produksi yang berasal dari sumber tidak dari pembalakan liar juga terus gencar.
Halaman Selanjutnya
"Perdagangan merupakan pendorong utama deforestsasi di Brazil," kata Ahli Center for International Climate and Environmental Research, Oslo (Cicero) dalam Journal Environmental Research Letters yang dikutip oleh
