- ANTARA/Rosa Panggabean
VIVAnews - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) kembali menawarkan penjualan saham PT Bank Mutiara Tbk pada 15 Mei 2013. LPS menargetkan dapat menjual Bank Mutiara dengan nominal Rp6,7 triliun sesuai dengan divestasi awal.
Kepala Eksekutif LPS, Mirza Adityaswara, Senin 15 April 2013, mengungkapkan, penawaran Bank Mutiara sudah memasuki tahun kelima, sehingga LPS masih dapat menjual dengan harga maksimum.
"Kecuali tahun depan, penjualan terakhir pada tahun keenam dengan harga terbaik," kata Mirza di Gedung Mahkamah Agung, Jakarta.
Sesuai Undang-Undang No.7/2009 tentang LPS, divestasi saham pemerintah di Bank Mutiara mulai dilakukan tiga tahun sejak pemerintah memberikan dana talangan (bailout) sebesar Rp6,7 triliun pada 2008.
Proses penjualan telah dilakukan sejak 2011. Sayangnya, LPS tidak berhasil mendapatkan pembeli yang sesuai dengan keinginan pemerintah, karena adanya ketentuan harga minimum penjualan sebesar Rp6,7 triliun sesuai dana talangan.
Namun, setelah tahun ketiga, jika penjualan tidak berhasil mendapatkan investor dengan harga Rp6,7 triliun, harga saham Bank Mutiara bisa dijual dengan harga terbaik.
Untuk mencapai target itu, LPS melakukan road show ke sejumlah negara, di antaranya Australia, Hong Kong, China, Thailand, dan negara-negara kawasan Timur Tengah seperti Uni Emirat Arab. Ia berharap para investor asing menaruh minat pada Bank Mutiara.
Mirza menambahkan, syarat menjadi investor Bank Mutiara harus lah menerapkan azaz prinsip kehati-hatian. "Para investor akan diuji lagi oleh Bank Indonesia. Prosesnya, sampai pertengahan Mei, LPS tunggu surat minat dari investor, kami evaluasi, kalau lolos ada tahap selanjutnya," jelasnya. (art)
Baca juga:
Cerita Herjunot Ali yang Sudah 20 Tahun Jadi DJ
Lebih lanjut, Herjunot Ali menuturkan bahwa menjadi seorang DJ memberinya sensasi yang berbeda dibandingkan dengan akting.
