Sumber :
- REUTERS/Toru Hanai
VIVAnews
- Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Rozik B. Soetjipto, memprediksi harga emas dunia dapat kembali
rebound
ke posisi normal. Harga emas sempat anjlok di level US$1.300 per ounces pada pekan lalu.
Rozik di Jakarta, Selasa 23 April 2013, menjelaskan, dalam pertambangan ada siklus harga komoditas setiap 8-9 tahun. Namun, khusus emas siklus tersebut tidak berlaku.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Rozik di Jakarta, Selasa 23 April 2013, menjelaskan, dalam pertambangan ada siklus harga komoditas setiap 8-9 tahun. Namun, khusus emas siklus tersebut tidak berlaku.
"Coba lihat harga emas, pada 1990-an itu harganya US$200 per ounces, pada 2003 mulai naik dan puncaknya 2007 menembus level US$2.000 per ounces," katanya.
Sejak 2007, harga emas mulai turun, namun tidak drastis. Para investor akan mulai kembali memburu emas saat harganya rendah. "Pasti naik lagi, karena emas itu harganya artifisial," katanya.
Seperti diketahui, harga emas dalam dua pekan lalu sempat turun ke level US$1.321,35 per ounces, atau terendah sejak Januari 2011. Harga emas anjlok akibat rencana penjualan cadangan emas Siprus dan ketidakpastian program bank sentral AS.
Sementara itu, harga emas di pasar berjangka Amerika Serikat naik pada perdagangan Senin dan ditutup di atas US$1.400 per ounce. Kenaikan ini didukung oleh permintaan fisik yang meningkat, menyusul isu pedagang besar yang telah mengurangi pertaruhannya untuk penurunan harga logam.
Seperti diberitakan laman Marketwatch, Selasa 23 April 2013, pedagang besar diharapkan untuk membeli kembali setelah aksi jual baru-baru ini.
"Pembelian fisik benar-benar telah membuat banyak orang terkejut, banyak dealer kerepotan untuk memenuhi permintaan," ujar Jan Skoyles, analis investasi logam mulia.
Harga emas untuk pengiriman Juni naik US$25,60 (1,8 persen) dan kini berada di level US$1.421,20 per ounce di divisi Comex New York Mercantile Exchange. Harga emas pekan lalu anjlok 7 persen. (art)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Coba lihat harga emas, pada 1990-an itu harganya US$200 per ounces, pada 2003 mulai naik dan puncaknya 2007 menembus level US$2.000 per ounces," katanya.
