Sumber :
- VIVAnews/Fernando Randy
VIVAnews
- Revisi Rencana Bisnis Bank 2013 akan menunggu kepastian kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Revisi itu paling lambat diserahkan ke Bank Indonesia pada akhir Juni mendatang.
Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk, Ryan Kiryanto, di kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat 3 Mei 2013, menjelaskan, implikasi ekonomi dari kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi itu akan menjadi bahan acuan revisi bisnis bank.
Baca Juga :
5 Polisi di Kolaka Ditangkap karena Keroyok Warga hingga Babak Belur, Kapolres Minta Maaf
Baca Juga :
Kunjungan ke Jepang, Sekjen Kemnaker Terus Berupaya Tingkatkan Kerja Sama Pengembangan SDM
Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk, Ryan Kiryanto, di kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat 3 Mei 2013, menjelaskan, implikasi ekonomi dari kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi itu akan menjadi bahan acuan revisi bisnis bank.
"Bagi bank-bank yang
size
-nya besar seperti BNI atau
top ten
, itu repot. Kami harus menyiapkan draf RBB, dan sampai saat ini pun belum kami inisiasi, karena belum ada kepastian," ujar Ryan.
Menurut Ryan, kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi itu akan berdampak terhadap inflasi tahun ini. "Karena masih menunggu kepastian kenaikan harga BBM dan pengaruhnya ke inflasi, kami tidak bisa hanya menggunakan asumsi-asumsi dasar. Belum bisa dijadikan alat uji," kata Ryan.
Apalagi, menurut dia, dalam revisi itu perbankan harus mempersiapkan tiga model, yaitu optimistis, moderat, dan pesimistis.
Karena itu, pemerintah diharapkan tegas memutuskan pemberlakuan kebijakan tersebut. Dengan demikian, tidak menimbulkan situasi gamang pada dunia usaha maupun masyarakat. (art)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Bagi bank-bank yang