Riset: Indonesia Bisa Jadi Produsen Gandum

Hamparan ladang gandum di Slowakia
Sumber :
  • Antara/ Rosa Panggabean

VIVAnews - Hasil riset tim peneliti gandum Universitas Andalas (Unand) mengungkap, kebutuhan Indonesia terhadap gandum dipenuhi dengan 100 persen produk impor. Tahun 2011, impor gandum mencapai 6,2 juta ton dengan nilai US$2,5 miliar. Sementara, Indonesia punya potensi untuk menjadi produsen gandum. Itu sudah dibuktikan di tujuh provinsi.

Melalui Kementerian Koordinator Perekonomian, Unand bekerjasama dengan Slovakia untuk melakukan penelitian adaptasi penanaman bibit gandum. Untuk uji Multi Lokasi dan demonstrasi dilaksanakan di tujuh provinsi. Enam provinsi tersebut adalah Sumatera Barat, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Bengkulu, dan Irian.

Rektor Unand, Werry Darta Taifur,  menjelaskan kepada VIVAnews usai membuka workshop pengembangan gandum di Indonesia di kampus Unand, Selasa 7 Mei 2013, bahwa Untuk penelitian optimasi budidaya dan sosialisasi teknologi budidaya, dilakukan sepenuhnya di Sumatera Barat.

Kegiatan uji coba penanaman bibit gandum perdana, dimulai di Sumatera Barat pada tahun 2011. Ada sembilan lokasi dengan perbedaan kondisi agroklimatnya, yakni Alahan Panjang (1616 mdpl) dan Sukarami (1048 mdpl) di Kabupaten Solok, Golden (987 mdpl) dan Pekonina (980 mdpl) di Kabupaten Solok Selatan, Balingka (1040 mdp) dan Koto Ilalang (1200 mdpl) di Kabupaten Agam, serta Rambatan (570 mdpl), Tabek Patah (1000 mdpl), dan Sumanik (800 m dpl) diKabupaten Tanah Datar.

"Dari hasil penelitian yang dilakukan selama ini, membuktikan kalau Indonesia bisa produksi gandum sendiri. Buktinya, provinsi yang sudah kita jadikan lokasi penelitian, bisa menghasilkan gandum," ujar Werry.

Kedutaan Besar Slovakia untuk Indonesia, Stefan Rozkopal yang hadir dalam seminar juga mengatakan bahwa negaranya siap mendukung pengembangan gandum di Indonesia.

Cole Palmer Jadi Pusat Perhatian Jelang Man City vs Chelsea

"Kami akan selalu bekerja sama. Tapi di sini harus ada keputusan strategis atau keputusan politik dari pemerintah Indonesia," kata Rozkopal.

Menurut Rozkopal, sekarang adalah momen yang penting membuat kebijakan strategis. Hasil penelitian Unand bekerjasama Slovakia di tujuh provinsi membuktikan Indonesia berpotensi memproduksi gandum. "Kebijakan strategis pemerintah perlu. Indonesia mau jadi produser, atau terus mau jadi importer," kata Rozkopal.

Menurut Werry, kalau pemerintah tidak ada upaya memrpoduksi gandum di dalam negeri, maka ketergantungan terhadap produk impor akan kian tinggi.

"Nilai uangnya setelah dihitung-hitung, impor bisa mencapai Rp1,2 triliun. Slovakia saja yang luasnya hanya seluas Jawa Timur, bisa menjadi salah satu produsen gandum yang besar di dunia. Prospek di Indonesia, tujuh provinsi tadi dikumpulkan, jauh lebih besar hasilnya dari Slovakia," kata Werry.(umi)

Direktur Jenderal Perkebunan Andi Nur Alam Syah dan Wali Kota Bogor Bima Arya

Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Kementan lepas ekspor komoditas kelor 21 ton ke Cina, komoditas kelapa 33 ton ke Yordania, komoditas teh 200 kilogram ke Turki dan Rusia.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024