Delisting dari Bursa AS, Bagaimana Nasib Harga Saham Indosat?

Booth Indosat di Mega Bazaar Computer 2013
Sumber :

VIVAnews - PT Indosat Tbk berencana untuk menghapuskan pencatatan
(delisting) American Depository Receipts (ADR) miliknya di Bursa Efek New York (NYSE). Delisting itu diperkirakan efektif mulai 16 Mei 2013.

5 Bintang Arsenal Terancam Absen Lawan Man City! Perebutan Puncak Klasemen Makin Panas

Rencana delisting itu berdampak beragam pada perdagangan saham perseroan di NYSE maupun Bursa Efek Indonesia. Pada transaksi hari ini, Jumat 10 Mei 2013, pukul 09.22 WIB, harga saham Indosat masih menguat Rp50 (0,86 persen) ke posisi Rp5.850.

Penguatan ini melanjutkan kenaikan pada transaksi Rabu 8 Mei 2013 (Kamis 9 Mei 2013, bursa libur). Saat itu, harga saham Indosat juga terangkat Rp200 (3,57 persen) ke posisi Rp5.800.

Namun, di bursa AS, pada 9 Mei 2013, harga saham perusahaan di sektor telekomunikasi berkode IIT itu melemah 0,2 persen menjadi US$29,88. Selama 52 minggu, harga saham Indosat tersebut bergerak di kisaran US$18,4 hingga US$37,04, dengan return selama satu tahun terakhir sebesar 18,74 persen.

Rusia Telah Menangkap Pemodal Teroris Serangan Moskow, Ternyata Dikirim Melalui Ukraina

Analis PT BNI Securities, Norico Gaman, dalam risetnya hari ini juga menargetkan turun harga saham Indosat dalam jangka panjang. Harga saham perseroan di BEI akan berada di level Rp4.500 per unit untuk 12 bulan ke depan. Saat ini, valuasi ISAT memiliki nilai price to earning ratio (PER) 2013 sebesar 29,6 kali dan price to book value (PBV) 2013 sebesar 1,7 kali.

Norico menjelaskan, Indosat mengalami kerugian sebesar Rp71,1 miliar pada kuartal I-2013. Kerugian perseroan itu naik 214,6 persen dibandingkan rugi bersih Rp22,6 miliar pada periode sama 2012. "Rugi bersih tersebut akibat peningkatan beban pendanaan dalam penerapan transaksi sewa dalam penjualan menara telekomunikasi," ujarnya.

Terungkap, Alasan Rizky Irmansyah Sukses Curi Perhatian Nikita Mirzani

Namun, dia menambahkan, pada tiga bulan pertama 2013, Indosat masih mampu meningkatkan pendapatan sebesar 17,7 persen menjadi Rp5,79 triliun dari Rp4,92 triliun pada periode sama tahun lalu. "Kami menilai kinerja keuangan Indosat cukup mengecewakan, karena naiknya biaya sewa, rugi selisih kurs, dan akselerasi depresiasi," ujarnya.

Karena itu, potensi pertumbuhan laba bersih, menurut dia, akan semakin
terbatas di tengah persaingan bisnis telekomunikasi yang semakin ketat. Selain itu, beban utang perusahaan yang masih besar, yakni senilai Rp21,46 triliun pada kuartal I-2013, akan memberatkan arus kas perusahaan.

Meskipun, utang tersebut sudah turun bila dibandingkan pada periode sama tahun lalu sebesar Rp23,11 triliun. "Kami prediksikan Indosat akan mengalami rugi bersih pada tahun ini, akibat kondisi keuangan yang lemah, sehingga menghambat apresiasi harga sahamnya," ujarnya.

Alasan Delisting

Sementara itu, Direktur Utama dan
Chief Executive Officer
(CEO) Indosat, Alexander Rusli, dalam penjelasan tertulis kepada Otoritas Jasa Keuangan, pekan ini, mengatakan, atas permintaan pemerintah Indonesia serta mencermati tren penurunan jumlah dan nilai saham Indosat di NYSE sejak 2009, manajemen mendukung usulan untuk meninjau kembali pencatatan di bursa AS itu.

ADR tersebut, dia menjelaskan, nantinya tidak akan terdaftar dan juga tidak dapat ditawarkan kepada bursa efek lainnya di AS.

"Program ADR Indosat awalnya dilaksanakan pada 1994 untuk memberikan akses likuiditas dari investor yang tidak dapat menanamkan modalnya secara langsung di pasar Indonesia," kata Alexander.

Namun, dia menjelaskan, seiring berjalannya waktu, Bursa Efek Indonesia telah berkembang signifikan dan menjadi basis permodalan institusi luar negeri. Apalagi, menurut dia, perseroan juga memperhatikan implikasi beban biaya pencatatan saham di NYSE yang tidak sedikit.

"Delisting merupakan salah satu contoh implementasi upaya penghematan biaya yang sedang diupayakan perseroan," tuturnya.

Dia menjelaskan, delisting akan mengurangi biaya administrasi terkait pencatatan di bursa AS. Upaya ini juga diharapkan dapat meningkatkan efisiensi administrasi pada bisnis perseroan.

Alexander mengatakan, setelah delisting, investor akan tetap dapat membeli dan menjual saham melalui BEI. Program ADR akan dihentikan sesuai syarat dan ketentuan yang berlaku, serta melayani investor di AS dengan mengacu standar transparansi.

"Terkait delisting ini, perseroan juga berencana untuk menghentikan pendaftaran sahamnya di US-SEC," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya