HSBC: Penetrasi Masyarakat RI ke Bisnis Wealth Management Rendah

Bank HSBC
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews - Head of Wealth Management HSBC Indonesia, Steven Suryana, mengungkapkan bahwa tingkat kesadaran investasi masyarakat Indonesia masih rendah dalam bisnis wealth management.
Jokowi Minta AHY Selesaikan 2.086 Hektar Lahan Bermasalah di IKN Tanpa Ada Korban

Bahkan, menurut Steven, saat ditemui di Jakarta, Selasa 28 Mei 2013, Indonesia jauh tertinggal dibandingkan dengan beberapa negara berkembang seperti China.
Mutia Ayu Cerita Kedekatan Sang Putri dengan Marthino Lio Pemeran Glenn Fredly

"Di Indonesia, alokasi masyarakat yang punya dana Rp500 juta alokasinya kurang lebih 70 persen di produk deposito atau saving," kata dia.
Alasan Citroen Masih Enggan Pasarkan Mobil Hybrid di Indonesia

Jika dibandingkan dengan China, Steven menerangkan, sekitar 50 persen masyarakatnya lebih banyak menyimpan ke produk investasi. Sementara itu, hal tersebut belum banyak terjadi di Indonesia. Padahal, Indonesia saat ini sudah menuju ke fase investment grade.

"Masih banyak masyarakat yang belum sadar akan konsep wealth management dan pentingnya mengelola keuangan serta potensi yang didapat melalui layanan ini," ujar Steven.

Ia melihat, salah satu pemicu rendahnya penetrasi investasi tersebut, karena kurangnya edukasi terhadap masyarakat mengenai pentingnya investasi di usia muda.

"Kalau dilihat, untuk reksa dana obligasi, orang mau masuk tapi belum berpengalaman, dan mereka tidak familiar," tegasnya.

Ironisnya, Steven menambahkan, berdasarkan studi yang dilakukan HSBC, segmen premium di Indonesia semakin lama, makin muda. Dengan umur rata-rata di bawah 40 tahun. Segmen ini di Indonesia adalah segmen kedua termuda di Asia setelah China.

Berdasarkan studi tersebut, total nilai kekayaan di segmen ini tumbuh sebesar 85 persen. Namun, dalam studi ini ditemukan bahwa penetrasi ke wealth management masih cukup rendah.

"Sekitar 65 persen dari kekayaan segmen premium ditanamkan dalam produk perbankan konvensional seperti tabungan dan deposito berjangka," ujarnya.

Kendati demikian, Steven melanjutkan, ke depan peluang investasi di wealth management akan semakin tinggi, menginggat banyaknya perbankan yang menawarkan layanan tersebut. HSBC sendiri menargetkan tahun ini bisnis tersebut akan tumbuh 20 persen.

"Banyak bank yang melayani bisnis wealth management dan kami sangat fokus pada bisnis ini," ungkap Steven. (art)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya