Sumber :
- sharemarketbasics.com
VIVAnews - Indonesia memiliki sistem perekonomian yang paling stabil di dunia. Hal tersebut, mendorong semakin maraknya kegiatan investasi yang dilakukan masyarakat usia muda untuk meningkatkan tingkat kemapanan finansial mereka.
Baca Juga :
100 Ribu Pendukung Prabowo-Gibran Bakal Demo di Gedung MK, Begini Pesan Cawapres Terpilih
Vice President Invesment and Treasury Product Head Citi Indonesia, Lorraine N Ratulangi di Jakarta, Senin 3 Juni 2013, mengungkapkan sebelum melakukan investasi ada beberapa hal yang harus di perhatikan. Pertama adalah tujuan dan komitmen dalam berinvestasi.
"Untuk anak muda, biasanya tergantung tujuan investasinya dan umurnya. Mereka bisa investasi jangka panjang dengan profil resiko yang agresif," ujar Lorraine.
Baca Juga :
Posko THR Lebaran 2024 Ditutup, Kemnaker Ungkap Jumlah Aduan Menurun dari Tahun Sebelumnya
Kedua adalah menyisikan sebagian penghasilan per bulan untuk investasi secara bertahap. Dan pilih produk dan manajer investasi sesuai dengan kebutuhan. "Semua kembali lagi ke investasinya, tapi biasanya sekitar 30 hingga 40 persen bisa dialokasikan untuk dana investasi," jelasnya.
Setelah menyisihkan 30 persen dari penghasilan, langkah ketiga adalah menentukan produk investasi sesuai dengan profil risiko dan kemampuan berinvestasi. "Kalau untuk pemula, lebih cenderung ke reksa dana, karena produk itu dikelola oleh fund manager, jadi ada bisa pantau," katanya.
Sementara itu, dari sisi iklim investasi sendiri, ia melihat Indonesia masih memiliki peluang untuk terus tumbuh. Bahkan, isu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang akan di lakukan di Juni ini akan memberikan dampak yang positif.
"Kita melihatnya dengan kenaikan BBM, current acount positif dan investasi ke Indonesia akan lebih tinggi," ujar Lorraine.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Setelah menyisihkan 30 persen dari penghasilan, langkah ketiga adalah menentukan produk investasi sesuai dengan profil risiko dan kemampuan berinvestasi. "Kalau untuk pemula, lebih cenderung ke reksa dana, karena produk itu dikelola oleh fund manager, jadi ada bisa pantau," katanya.