Sumber :
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews -
Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Hadi Poernomo, Selasa 11 Juni 2013, menyatakan realisasi penerimaan pajak dalam empat tahun terakhir, dari 2009 hingga 2012, tidak pernah mencapai target yang telah ditetapkan dalam APBN-P.
Ia menjelaskan, penerimaan pajak terakhir yang melebihi target terjadi pada 2008, yakni mencapai 106,84 persen dari target APBN-P. "Sedangkan empat tahun berikutnya selalu di bawah target, berkisar antara 94,31-97,26 persen," kata Hadi pada Sidang Paripurna di Gedung DPR RI, Jakarta.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Mengenali Tanda-Tanda Tantrum Tidak Normal pada Anak, Orang Tua Harus Merespons dengan Cermat
Ia menjelaskan, penerimaan pajak terakhir yang melebihi target terjadi pada 2008, yakni mencapai 106,84 persen dari target APBN-P. "Sedangkan empat tahun berikutnya selalu di bawah target, berkisar antara 94,31-97,26 persen," kata Hadi pada Sidang Paripurna di Gedung DPR RI, Jakarta.
Baca Juga :
Drama Penalti Diulang Justin Hubner hingga Penalti Gagal Bikin Deg-degan Suporter Timnas
Ia menyebutkan, realisasi penerimaan pajak 2012 sebesar Rp835,83 triliun atau kurang Rp49,20 triliun dari target APBN-P sebesar Rp885,03 triliun. Secara akumulatif, realisasi penerimaan pajak 2009-2012 untuk APBN-P meleset Rp136,24 triliun dan APBN meleset Rp233,44 triliun.
Ia menjelaskan, tidak tercapainya penerimaan pajak tersebut akibat pemerintah belum mengimplementasikan pasal 35A Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
"Implementasi secara efektif atas ketentuan pasal 35A UU tersebut diharapkan dapat mewujudkan pusat data pajak untuk mengoptimalkan peningkatan penerimaan pajak," ungkap Hadi. (art)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Ia menyebutkan, realisasi penerimaan pajak 2012 sebesar Rp835,83 triliun atau kurang Rp49,20 triliun dari target APBN-P sebesar Rp885,03 triliun. Secara akumulatif, realisasi penerimaan pajak 2009-2012 untuk APBN-P meleset Rp136,24 triliun dan APBN meleset Rp233,44 triliun.
