ADB Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi RI 6,3%

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi/properti.
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy
VIVAnews
Tabrak dan Hendak Rampas Mobil, 6 Debt Collector Sadis Ditangkap Polres Labusel
- Bank Pembangunan Asia (ADB) menyambut baik kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Penghematan subsidi dari kebijakan tersebut dapat dimanfaatkan guna pengembangan infrastruktur.

Syuting Tak Berizin, Artis dan Kru Variety Show Pick Me Trip In Bali Diperiksa Imigrasi Ngurah Rai

Ekonomi Senior ADB, Edimon Ginting, di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis 5 Juli 2013, mengatakan, dalam jangka panjang perbaikan infrastruktur tersebut dapat memberikan dampak positif bagi pertumbuhan Indonesia.
Nekat Datangi Markas TNI, Mayjen Gadungan Ini Ingin Nitip Kerabat Masuk Akmil


"Karena infrastruktur itu tidak hanya untuk pertumbuhan ekonomi sekarang, tapi juga pertumbuhan beberapa tahun ke depan," ujarnya.


ADB, menurut dia, masih optimistis pertumbuhan ekonomi dapat sesuai target pemerintah di kisaran 6,1-6,3 persen tahun ini. Dengan catatan, kontribusi pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi harus ditingkatkan.


"Karena begini, yang kita lihat tahun lalu adalah dampak harga komoditas selama 2011 terhadap ekspor 2012 itu kan negatif. Sekarang kontribusi negatifnya tidak terlalu besar," tambahnya.


Optimisme ADB tersebut berbeda dengan proyeksi Bank Dunia. Bank Dunia menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2013 menjadi 5,9 persen dari sebelumnya 6,2 persen. Revisi tersebut karena ekonomi Indonesia masih akan mengalami tekanan yang cukup besar tahun ini.


Ekonom Utama Bank Dunia, Ndiame Diop, di kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta, pekan ini, mengungkapkan, ada beberapa indikator yang menyebabkan penurunan proyeksi tersebut.


Di antaranya, masih terus menurunnya harga komoditas internasional yang berimplikasi pada pelemahan ekspor Indonesia.


Sementara itu, Edimon juga berpendapat, dana kompensasi yang diberikan pemerintah kepada masyarakat miskin sudah tepat. Upaya tersebut dapat meredam penurunan daya beli masyarakat hingga kondisi perekonomianya mulai stabil. (eh)


Karena itu, Edimon menjelaskan, kontribusi konsumsi masyarakat dalam pertumbuhan tidak akan terlalu terpengaruh. "Menurut, saya inflasi 7,2 persen itu cukup. Tidak akan mengakibatkan warga miskin meningkat lagi dalam jumlah yang signifikan," ungkapnya.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya