Bunga Kredit Naik, Penjualan Rumah Tipe Ini Bisa Terganggu

Setyo Maharso, Ketua Umum REI
Sumber :
  • www.bumntrack.com
VIVAnews – Ketua DPP Real Estate Indonesia (REI) Setyo Maharso, Selasa 16 Juli 2013, mengungkapkan bahwa hingga saat ini penjualan rumah belum terpengaruh kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate). Namun, penjualan beberapa tipe rumah akan ikut terpengaruh.
Awas Kehabisan! Pendaftaran Mudik Gratis Moda Bus Kembali Dibuka, Kuota 10.000 Orang

Setyo menambahkan, hal ini terjadi karena kebutuhan akan rumah masih amat banyak. "Backlog (kesenjangan persediaan dan pasokan) saja masih 15 juta," katanya ketika dihubungi VIVAnews.
Banyak yang Mudik H-4, Menhub Minta Maskapai Berikan Promo di H-10

Kebutuhan rumah yang masih tinggi itu, menurut Setyo, tidak akan terlalu banyak memengaruhi pembelian rumah dengan adanya rencana aturan pengetatan rasio pinjaman terhadap aset atau loan to value (LTV) bagi kredit kepemilikan rumah (KPR) kedua dan ketiga.
Anak Selebgram Aghnia Punjabi Diduga Dianiaya Pengasuh, Badan Diduduki hingga Kepala Dibanting

Seperti diketahui, BI menyatakan, rencana aturan LTV akan berlaku mulai 1 September 2013. LTV untuk KPR kedua maksimal 60 persen dan LTV KPR ketiga maksimal 50 persen. Aturan baru BI tersebut rencananya berlaku untuk rumah dengan luas bangunan lebih dari 70 meter persegi.

Walaupun demikian, dia tidak membantah jika kenaikan suku bunga kredit bisa menghambat pembelian. Namun, jika itu terjadi, ia yakin dampaknya tidak akan terlalu besar. "Kembali lagi, ke masalah kebutuhan akan rumah yang masih amat besar," ujar Setyo.

Rumah Rp200-400 juta
Sementara itu, Setyo mengatakan bahwa tipe rumah yang akan terpengaruh  aturan Bank Indonesia tersebut adalah rumah dengan harga Rp200-400 juta ke atas. Rumah tipe ini tidak termasuk ke dalam skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP).

Para pembeli rumah ini, menurut dia, juga masih rentan karena penghasilannya berada di kisaran Rp3,5 juta hingga di bawah Rp10 juta. Namun, jika ada perlambatan, mungkin hanya penundaan untuk beberapa saat saja.

Rumah kisaran Rp200-400 juta ini, menurut Setyo, adalah rumah yang paling banyak dibangun pengembang selain rumah dengan skema FLPP. Tahun ini, seluruh anggota REI menargetkan pembangunan rumah dengan tipe itu sekitar 50-60 ribu unit. Angka ini naik sekitar 15 persen dari tahun lalu.

Sementara itu, dia mengungkapkan bahwa tantangan pembangunan rumah pada tahun ini terbatas pada meningkatnya kenaikan harga tanah yang amat signifikan.

"Tahun ini, tantangannya kenaikan harga tanah yang tinggi saja. Kami takut, kalau dijual tidak bisa membeli tanah untuk membangun lagi," ujarnya. (art)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya