Sumber :
- VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVAnews
- Pemerintah mulai menggelontorkan daging impor ke pasar untuk menekan harga yang terus melambung. Ini dilakukan setelah daging dari Australia tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Selasa 16 Juli 2013.
Direktur Utama Perum Bulog, Sutarto Alimoeso, mengatakan, untuk tahap pertama, pengiriman lewat udara hanya 4 ton. Ini merupakan bagian dari impor daging beku sebanyak 3.000 ton, 800 ton lewat udara dan 2.200 lewat laut. Daging-daging ini diharapkan bisa sampai Jakarta sebelum Lebaran.
"Tahap pertama ini difokuskan untuk pasar di Jabodetabek," katanya.
Baca Juga :
BNI Dukung Tim Thomas dan Uber Cup Indonesia
Direktur Utama Perum Bulog, Sutarto Alimoeso, mengatakan, untuk tahap pertama, pengiriman lewat udara hanya 4 ton. Ini merupakan bagian dari impor daging beku sebanyak 3.000 ton, 800 ton lewat udara dan 2.200 lewat laut. Daging-daging ini diharapkan bisa sampai Jakarta sebelum Lebaran.
"Tahap pertama ini difokuskan untuk pasar di Jabodetabek," katanya.
Sutarto berharap, setelah penggelontoran daging ini harganya bisa turun, tak lagi Rp120 ribu per kg. Harga daging impor sapi ini, kata Sutarto, bila sudah di pasar harus Rp70-85 ribu. "Kalau lebih dari itu berarti pedagangnya nakal," katanya.
Mahalnya daging sapi tak cuma dirasakan di Jakarta. Di Yogyakarta pun sama. Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menegaskan pemerintah daerah tak bisa berbuat banyak atas mahalnya daging sapi. Sebab kebijakan izin impor komoditas pangan di tangan pemerintah pusat. “Kami hanya berharap adanya operasi pasar," katanya di Yogyakarta.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Sutarto berharap, setelah penggelontoran daging ini harganya bisa turun, tak lagi Rp120 ribu per kg. Harga daging impor sapi ini, kata Sutarto, bila sudah di pasar harus Rp70-85 ribu. "Kalau lebih dari itu berarti pedagangnya nakal," katanya.